Lifebuoy Wujudkan Keluarga Indonesia Lebih Sehat

NERACA

Lifebuoy bersama kader PKK mengajak keluarga Indonesia melakukan kebiasaan sehat di  saat penting selama 21 hari tanpa putus  agar menjadi perilaku sehari-hari.

Melalui brand sabun kesehatan Lifebuoy, PT Unilever Indonesia kembali menggandeng kader PKK seluruh Indonesia untuk menjadi agen perubahan kebiasaan sehat. Sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)  khususnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) melalui gerakan 21 hari pada workshop perayaan Bulan Bhakti Gotong Royong PKK.

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2010 menunjukkan persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria PHBS dengan kategori baik di Jawa Timur sebanyak 45,3% sedangkan untuk CTPS hanya sebesar 27,35%. Rendahnya tingkat PHBS dan  CPTS menyebabkan keluarga Indonesia rawan terjangkit berbagai peenyakit. Masalah kesehatan yang masih menjadi sorotan karena sering terjadi pada keluarga Indonesia adalah diare. Hasil kajian morbiditas diare di masyarakat 2010 menunjukkan episode kejadian diare pada semua golongan umur masih cukup tinggi dengan rata-rata 411 per 1.000 penduduk.

Staf Ahli Menkokesra Dr. H. Tb. Rachmat Santika menjelaskan bahwa Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan upaya preventif yang mudah dan murah. CTPS dapat mencegah penyebaran beragam kuman penyebab penyakit, namun keluarga Indonesia masih belum sadar mengenai hal ini.

“Kebiasaan mencuci tangan keluarga Indonesia dengan air mengalir dan sabun setiap sebelum makan hanya 35%, sisanya hanya cuci tangan dengan air. Sedangkan bagi para ibu, perilaku CTPS sebelum menyusui anaknya adalah tidak mencuci tangan dan puting mencapai 62,6%,” kata Rachmat.

CTPS yang merupakan langkah sederhana tapi berdampak besar harus menjadi budaya keluarga Indonesia terutama para ibu karena faktor penting untuk mencapai target MDGs, yakni guna menurunkan angka kematian bayi dan ibu pada 2015. Pentingnya edukasi PHBS juga sebagai usaha preventif bagi keluarga Indonesia dalam mengurangi angka kematian bayi baru lahir (neonatal) yang mencapai 56% sebagai penyebab dari seluruh jumlah kematian pada bayi.

Penyebab kematian bayi saat baru lahir diakibatkan oleh diare sebanyak 34% dan pneumonia sebanyak 23,8%. Secara nasional angka diare masih tinggi dan sering terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa daerah. Padahal hal ini dapat ditanggulangi dengan selalu melakukan CTPS sebelum melakukan aktivitas yang bersentuhan dengan bayi dan balita.

Pencegahan penyakit menular melalui perilaku preventif seperti CTPS harus dibiasakan sejak dini. Sebagai pendidik utama di keluarga, ibu memiliki peran penting untuk menanamkan budaya CTPS kepada anak-anakknya agar terus tertanam hingga mereka dewasa.

“Partisipasi seluruh anggota keluarga menjadi agen perubahan kebiasaan sehat, di mana selain mereka melakukan program ini untuk diri sendiri, mereka juga diharapkan dapat saling mengingatkan anggota keluarga lainnya agar tidak lupa melakukan kebiasaan sehat ini. Dengan begitu diharapkan,peningkatan derajat ksehatan keluarga Indonesia dapat terwujud,” kata Ketua Umum TP PKK Vita Gamawan Fauzi.

Gerakan 21 Hari yang diselenggarakan Lifebuoy ini mrupakan program lanjutan untuk melakukan kegiatan sehat di lima saat penting selama 21 hari berturut-turut tanpa putus agar kebiasaan ini menjadi perilaku sehat sehari-hari. Kebiasaan sehat di lima saat penting tersebut adalah mandi menggunakan sabun, cuci tangan pakai sabun,sebelum makan pagi, CTPS sebelum makan siang, CTPS sebelum makan malam, dan CTPS setelah dari toilet.

“Edukasi dan sosialisasi PHBS dan CTPS yang dimulai sejak dalam lingkup keluarga, penting dilakukan, karena dimulai dari sinilah kebiasaan baik dapat terbentuk dan tertanam hingga dwasa,” kata Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Nina Sukarwo.

Kader PKK yang hingga saat ini beranggotakan lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia, yang terdiri dari kaum ibu, merupakan garda terdepan dalam menebarkan budaya PHBS dan CTPS di keluarga. Hal ini sesuai dengan visi Lifebuoy untuk turut serta dalam upaya meningkatkan kebersihan dan kesehatan 241 juta rakyat Indonesia melalui pendidikan PHBS sejak dini dalam lingkungan keluarga. “Setiap kader PKK dibekali seperangkat materi G21H yang fun dan edukatif, sehingga proses pembentukan kebiasaan sehat dapat dilakukan dengan cara yamg menyenangkan namun tetap efektif,” kata Senior Brand Manager Lifebuoy PT Unilever Indonesia Tbk, Amalia Sarah Santi.

Workshop yang digelar di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 22 Mei 2012 lalu tersebut mengangkat tema “Gerakan 21 Hari Mempercepat Pencapaian MDGs 2015 untuk Indonesia Yang Lebih Sehat”. Kemitraan Lifebuoy dengan TP PKK Pusat telah memasuki tahun kedua, setelah tahun lalu, seluruh kader PKK di Indonesia melaksanakan program ini di daerah masing-masing.

BERITA TERKAIT

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…

BERITA LAINNYA DI CSR

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…