Industri Asuransi Syariah Melesat pada 2012

Industri asuransi syariah diprediksi akan terus meningkat dengan melihat kondisi ekonomi global yang digoyang krisis akan menjadi momentum industri ekonomi syariah akan berkembang.

NERACA

Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan industri asuransi Syariah tercepat. Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Asuransi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Isa Rachmatarwata.

Bapepam-LK mencatat, total premi bruto yang dibukukan oleh industri asuransi Syariah di Indonesia mencapai Rp4,97 triliun pada 2011. "Angka itu artinya terjadi pertumbuhan dengan nilai mencapai 10 kali lipatnya, jika kita dibandingkan dengan tahun 2006," katanya. Berdasarkan catatan Bapepam-LK,  total premi bruto yang dibukukan oleh industri asuransi Syariah di Indonesia  pada tahun 2006 adalah Rp499 miliar.

Dengan kian meningkatnya jumlah pemain baru dalam industri asuransi syariah, Isa  mengatakan, pihaknya optimistis  pada tahun 2012 market share asuransi syariah dapat tumbuh mencapai  5% dari industri asuransi secara keseluruhan. Isa juga menambahkan, untuk mewujudkan governance yang lebih baik.

Sedangkan pelaku asuransi optimistis produk syariah akan terus tumbuh pada 2012. Wakil Direktur Utama Allianz Life, Handoyo Kusuma, mengatakan, bisnis syariah Allianz akan tumbuh hingga 25% pada 2012. Menurutnya, selama ini produk syariah telah berkontribusi hingga kisaran 30% dari keseluruhan bisnis Allianz. “Kita optimistis tahun depan ada opportunity yang luas untuk mengembangkan pasar syariah,” ujar dia.

Pada 2012, Handoyo masih akan fokus ke pasar ritel. Selama ini, pasar ritel masih jadi tulang punggung asuransi. “Kita tetap maintain di ritel, selain akan berbisnis lewat bank. Kita akan perbanyak kerja sama dengan bank,” tambahnya.

Pertumbuhan asuransi syariah diprediksi akan terus melesat. Hal itu lantaran ada dukungan perkembangan ekonomi syariah dari perbankan di Tanah Air. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, mengatakan ekonomi syariah telah berkembang cepat di Indonesia.

Dia mengakui pangsa pasar perbankan syariah masih 3,5%. Namun, total aset per September 2011 telah mencapai Rp 126 triliun. Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan mencapai 38,7%. “Kualitas pembiayaan tumbuh dengan baik meskipun dalam penumpukan dana masih relatif kurang,” ujar Halim.

Industri perbankan syariah diprediksi juga akan terus meningkat. Halim mengatakan, kondisi ekonomi global digoyang krisis akan menjadi momentum industri ekonomi syariah berkembang. Dengan kondisi ekonomi global yang tidak menentu, kata dia, akan dicari alternatif bentuk ekonomi yang cocok. Indonesia, menurutnya, sudah memiliki alternatif itu, yakni ekonomi syariah.

Sedangkan, Bapepam-LK meminta perusahaan asuransi yang memiliki unit usaha syariah atau murni usaha syariah untuk memisahkan laporan mengenai tingkat pengelolaan risiko (RBC). "Pemisahan ini bertujuan unutuk menjaga kesehatan perusahaan dan meningkatkan transparansi," kata Isa.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengharapkan pertumbuhan industri asuransi syariah yang cukup pesat diiringi oleh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

Ia mengemukakan, dalam konferensi internasional itu diharapkan dapat menjadi pengetahuan lebih bagi pelaku industri dalam mengembangkan asuransi syariah dan memberikan pemahaman mendalam akan perubahan-perubahan yang terjadi.

"Seiring terus tumbuhnya industri syariah diharapkan pelaku industri dapat menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang untuk semakin mengembangkan industri syariah di Indonesia," ujar dia.

Ia menambahkan, Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Sudah sepatutnya indonesia memiliki peran yang lebih besar dalam kancah industri asuransi syariah di regional maupun dunia.

"Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk melakukan upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai asuransi shariah," ujar Isa.

Sementara di tempat yang sama, Ketua Umum AASI, M Shaifie mengharapkan forum ini dapat memperkaya wacana dan referensi bagi pelaku industri asuransi syariah Indonesia dalam memperkuat bisnisnya.

"Dalam forum itu masalah kualitas SDM merupakan jadi salah satu fokus karena ini prioritas utama bagi pelaku industri, selain itu perbaikan masalah operasional terutama kebijakan 'underwwriting' dan klaim yang terukur serta dipertanggung jawabkan," katanya.

Ia mengharapkan, terus berkembangnya industri syariah itu, pelaku industri harus menyiapkan pengetahuan yang memadai dalam memberikan informasi ke publik. Untuk memberikan informasi yang memadai bagi publik, lanjut dia, agen asuransi diwajibkan memeiliki sertifikasi agen asuransi sehingga publik mendapatkan informasi yang tepat.

Siapapun yang berhubungan dengan publik dia memahami produk itu, jadi publik mendapatkan informasi yang tepat, dengan adanya sertifikasi maka ada standar pengetahuan tentang suatu produk, ucap dia. Saat ini, kata Shaifie, perusahaan asuransi sudah melakukan pendidikan secara khusus dan bekerjasama dengan asosiasi asuransi jiwa Indonesia.

"Perusahaan asuransi di Indonesia melakukan kerjasama dalam memberikan sertifikasi sehingga sertifikasi itu 'recognize'. Bukan hanya agen, operator, penerima tamu saja yang disertifikasi, Kepala Cabang juga harus bersertifikasi, obsesi kami seperti itu," katanya.

President Direktur Prudential, William Kuan mengaku, secara internal pihaknya sudah membuat sistem khusus untuk melakukan pendidikan mengenai produk yang ditawarkan ke publik. "Pihak kami sedang membuat sistem dan pendidikan untuk sertifikasi. Dengan begitu, diyakini dalam waktu dekat akan menyelesaikan masalah yang ada," ucap dia.

Pada kesempatan yang sama Ismail Mahbob, Presiden & CEO dari MNRB Retakaful menyatakan, ”Kami percaya dengan bertumbuhnya keuangan berbasis Syariah di dalam ekosistim finansial global, asuransi Syariah atau Takaful, sebagai komponen pendukung, akan memiliki peranan yang semakin penting," tuturnya.

Dengan terus membaiknya sektor mikro, Insya Allah, Indonesia akan segera menjadi pasar utama untuk instrumen finansial Syariah termasuk Takaful. Mengingat industri ini masih sangat sensitif terhadap harga, pemahaman yang kuat akan aspek aktuaria serta masukan dari berbagai pihak memegang peranan penting dalam membangun industri asuransi Syariah yang berkesinambungan.

Melalui acara ini, kami berharap kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia secara intelektual dan finansial akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pasar asuransi dan reasuransi Syariah ke depannya.

BERITA TERKAIT

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…

BERITA LAINNYA DI Peluang Usaha

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…