Tsunami di Jepang Tak Ganggu Negosiasi Inalum

NERACA

Jakarta - Bencana alam tsunami tidak mengganggu negosiasi pembahasan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dan pasokan almunium dari Inalum ke Jepang.

Direktur Jendral Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana mengatakan, hingga saat ini belum ada penundaan negosiasi yang akan dilakukan Jepang akibat bencana tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu.

Agus mengungkap, saat ini pemerintah sedang menyiapkan dua tim khusus yang terdiri dari ekselon 1 antar departemen. Tim pertama akan membahas dan mengkaji mengenai rencana aksi yang akan dilakukan pemerintah masalah mekanisme pengakhiran perundingan kerjasama.

“Tim satu lagi akan difokuskan untuk mengkaji pengelolaan Inalum ke depan. Tim ini akan membantu tim teknis,” terang Agus, disela-sela rapat Kementrian Perindustrian dengan kalangan asosiasi industri tentang sosialisasi persiapan industri menghadapi putaran negoisasi Free Trade Agreement (FTA), di Jakarta, Kamis (17/3).

Sebelumnya, pemerintah telah membentuk tim perundingan PT Inalum sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 27 tahun 2010. Tim perunding Inalum telah ditetapkan pada 1 Desember 2010 yang diketuai oleh Menteri Perindustrian. 

Tim ini, lanjutnya, akan mulai dilakukan rapat antar departemen pada besok (Jum’at/18/3) untuk mencari anggota dari ke dua tim tersebut.

“Nanti tiap eselon satu mengajukan calon nama dan jabatan baru, ini akan butuh waktu,” terangnya.

Seperti diketahui, Inalum merupak proyek patungan antara indonesia dan investor asal Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Almunium (NAA). Perjanjian kerjasama sesuai dengan kesepakatan Master Agreement akan berakhir pada tahun 2013. Indonesia telah menyampaikan pernyataan resmi dalam perundingan pertama kepada pihak Jepang pada perundingan perdana bulan Februari lalu.

Pasokan Tidak Terganggu

Sementara itu, Agus menyebut, bencana tsunami belum akan mempengaruhi distribusi pasokan almunium Indonesia ke Jepang dan mengurangi permintaan alumunium Jepang ke Indonesia.

Menurutnya, gempa bumi dan tsunami di Jepang hanya akan sedikit mengganggu pasokan alumunim Indonesia ke negara tersebut. Pasalnya tidak semua industri di Jepang berhenti produksi hanya industri di daerah bencana saja.

Bahkan Agus melihat, permintaan alumunium pada masa recovery akan mengalami peningkatan.

“Mereka menggunakan almunium paling utama untuk industri otomotif, kelistrikan dan bangunan, nanti setelah musibah ini selesai. Maka mereka akan banyak butuh banyak alumunium untuk bangun, sekarang hanya berkurang sedikit,” jelasnya.

Agus mengatakan, kebutuhan alumunium Jepang yang dipasok dari Indonesia tidak terlalu banyak hanya 5 %- 10% dari kebutuhan Jepang saja. Dimana pasokan ini diisi dari PT Inalum.  Saat ini produksi Inalum mencapai 250 ribu ton pertahun.

“Dari total produksi Inalum 40% untuk pangsa lokal, dan jumlah tersebut hanya sekitar 30% kebutuhan Inalum lokal,” terangnya.

Agus mengungkap, pembelian alumunium yang menggunakan sistem kontrak jangka panjang akan mengakibatkan Jepang terkena pinalti jika tidak menyerap pasokan dari Indonesia.

Namun Agus tidak mempermasalahkan jika Jepang tidak menyerap akibat adanya bencana. Pasalnya alumunium tersebut dapat diserap oleh industri dalam negeri.

Saat dihubungi terpisah, Kepala Otorita Asahan Effendi Sirait mengatakan, hingga hari ini tidak ada penghentian permintaan dari Jepang dan tidak ada pengiriman yang tertunda. “saya sudah cek ke pabrik semua berjalan normal, baik impor komponen,” ujarnya.

Menurutnya, setiap tahun Inalum mengeskpor almunium ke Jepang sebanyak 150 ribu ton ke Jepang sesuai kontrak yang sudah ditentukan.

Effendi menyebut, sangat sulit untuk meningkatkan porsi ekspor ke Jepang. Hal ini karena pemenuhan kebutuhan dalam negeri masih sangat rendah.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…