REIExpo ke 25 Jadi Supermarket Perumahan - Regulasi Loan To Value Ratio Salah Sasaran

 

NERACA

Jakarta – Kalangan pengembang properti menilai regulasi Bank Indonesia (BI) tentang rasio Loan to Value (LTV) 70% dan uang muka atau down payment (DP) kredit kepemilikan rumah (KPR) sekitar 30%, untuk rumah di atas tipe 70 meter persegi (m2) salah sasaran.

Alasannya, rumah dengan luas di atas 70 meter persegi di kawasan Jakarta Bogor Tangerang Depok dan Bekasi harganya rata-rata lebih dari Rp 400 juta. Dengan harga tersebut, konsumen umumnya membeli dengan skema transaksi tunai bertahap.

“BI salah sasaran, harga rumah tipe 70 ke atas rata-rata di atas Rp300-400 juta, dan konsumen tidak menggunakan KPR untuk membelinya, melainkan secara cash bertahap. Uang muka yang dikenakan pun memang dari awal sudah besar, hingga 30%,” Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso usai membuka pameran perumahan REI Expo 2012, di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Sabtu (5/5).

Menurut Maharso, masyarakat yang terkena dampak dari kenaikan DP ini justru mereka yang berada di luar Jawa. Maharso beralasan, di daerah luar Jawa, harga rumah tipe 70 ke atas, masih bisa diperoleh seharga Rp200 jutaan, dan masih tergolong rumah kelas menengah.

“Kasihan bagi mereka yang di luar Jawa, seharusnya dapat membeli rumah dengan DP 10%, malah kena aturan yang 30%. Masalahnya, rumah tipe 70 meter persegi di daerah berada di segmen menengah ke bawah, karena luasnya lahan serta harga masih murah. Mestinya jika BI ingin membuat keputusan seperti itu, yang dikenakan bukan tipe rumah, melainkan harga rumah. Misalnya rumah yang di atas Rp400 juta kena DP sebesar 30%,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Setyo mengusulkan, pemberlakuan aturan LTV ini dilakukan dengan sistem regional. “Akan tidak adil bila ketetapan yang sama diberlakukan untuk semua daerah. Di Papua untuk tipe rumah 36 meter persegi paling murah Rp 140 juta,” katanya.

Maharso menambahkan, bagi konsumen yang terpenting adalah besaran cicilan dan masa tenor kredit rumah, bukan besaran uang muka. “Kosumen hanya lihat seberapa besar cicilan, dan panjang tenornya berapa lama. Jika mereka merasa mampu penuhi, maka otomatis dia akan membeli,” jelas Dia.

Sebelumnya, Maharso juga mengungkap, kondisi properti di Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan kondisi di negara lain. Perbandingan itu juga berlaku untuk aturan LTV.

 “Saya kurang setuju apabila dibandingkan dengan negara lain, apalagi bila dibanding dengan Singapura, jelas berbeda karena mereka sudah memiliki tabungan perumahan. Jangan sampai kita mengikuti ketentuan negara lain karena ada instrumen lainnya,” tegas Setyo.

Dalam kesempatan itu, Maharso juga mengungkap, pertumbuhan bisnis properti dalam satu negara akan menumbuhkan dampak berantai positif (multiplier effects) karena dapat menggerakkan sektor perdagangan, industri dan jasa-jasa yang akan menumbuhkan sentra ekonomi baru.

Industri real estat sebagai lokomotif dalam negeri, sambungnya, saat ini memberi sumbangan pada produk domestik bruto (PDB) sekira 9,4% dan telah menyerap tenaga kerja yang banyak.

“Ke depan kami berharap ada peluang untuk menyumbang PDB yang lebih besar, kalau bisa sama seperti di Malaysia hingga 23%. Seiring semakin bertumbuhnya bisnis properti dalam negeri juga dapat menyerap tenaga kerja sangat besar. Rp1 miliar investasi dapat menyerap hingga 104 tenaga kerja, itu pun belum termasuk tenaga ikutan," ungkapnya.

Dia pun menambahkan, harapan para pengembang yang tergabung dalam REI kepada Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sebagai stakeholder yang berwenang, agar bisa mengusulkan regulasi yang lebih pro pasar. "Jika  industri properti berjalan dengan baik, maka akan membuka banyak lapangan kerja, dan meningkatkan kesejateraan masyarakat Indonesia sendiri," ujarmya.

REI Expo Dorong Pertumbuhan

Sementara itu, untuk ke-25 kalinya, DEBINDO bersama REI menggelar REI Expo sepanjang 5 – 13 Mei 2012 sebagai event pameran properti terbesar tahunan. “Supermarket perumahan” yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) tersebut menampilkan aneka ragam produk property di 137 lokasi proyek strategis karya dari 120 pengembang terkemuka Indonesia.

Penyelenggaraan REI Expo 2012 diharapkan mampu mendorong pertumbuhan tidak hanya investasi di sector property kategori residensial dan komersial, tetapi juga investasi di sektor-sektor terkait. Investasi properti akan menumbuhkan dampak berantai positif (multiplier effects) karena menggerakkan sector perdagangan, industri dan jasa-jasa, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sentra ekonomi baru.

Selain menampilkan aneka tipe rumah hunian keluarga, REI Expo 2012 juga menawarkan ruko, rukan, apartmen dan kavling, sehingga berbagai lapisan masyarakat dapat menentukan pilihan investasi property sesuai kebutuhan dan harapan. Para pengembang bonafid tidak hanya berlomba dalam menampilkan model dan desain properti, tetapi juga dalam skim kredit pemilikan yang didukung fasilitas kredit perbankan.

Para pengunjung akan mendapatkan berbagai kemudahan dan keuntungan untuk berinvestasi property melalui REI Expo 2012, karena memiliki banyak pilihan produk properti dengan harga kompetitif, keleluasaan berinteraksi dan negosiasi langsung dengan pengembang selama 9 (sembilan) hari pameran, serta momentum trend bunga perbankan yang semakin kompetitif.

Diantara banyak pilihan lokasi proyek adalah Batam yamg merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menjadi pilihan investasi menguntungkan, tidak hanya bagi warga negara Indonesia tetapi juga bagi warga negara asing karena masa pemilikannya akan diperpanjang oleh Pemerintah.

Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan emas berinvestasi property dengan keuntungan pasti melalui REI Expo 2012.

BERITA TERKAIT

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…