The Mood Disorder Questionaire (MDQ) : - Atasi Gangguan Bipolar Dengan Terapi

Diagnosis yang akurat dan terapi yang optimal dapat mengendalikan gejala gangguan GB serta memperkecil risiko bunuh diri.

NERACA

Aktivitas seseorang lelaki kembali terlihat, setelah bertahun-tahun ia melawan penyakit Gangguan Bipolar (GB) yang sempat merampas aktifitas hidupnya. Pak Hartono awalnya menderita GB. Namun, dengan melalui pengobatan dan dukungan dari keluarga ia pulih dari Gangguan Bipolar. Kini ia dapat melakukan aktifitas seperti anggota masyarakat umumnya.

Gangguan Bipolar (GB) adalah suatu gangguan jiwa yang bersifat episodik berulang dalam rentang waktu tertentu dan ditandai oleh gejala-gejala perubahan mood.

Gangguan Bipolar, memerlukan penyembuhan dalam waktu yang cukup lama, oleh karena itu diperlukan dukungan dari keluarga dan lingkungan rumahnya, karena dengan adanya dukungan dari teman-teman dekatnya sipenderita ganguan GB tidak merasa dibedakan ditengah keluarga dan masyarakat sekitar.

Untuk penderita yang sudah mengalami episode manik atau campuran, yang diikuti dengan episode depresi mayor, maka diperlukan terapi perawatan khusus di rumah sakit. Lain halnya dengan penderita cyclothymia, yang ditandai dengan munculnya serangkaian episode hipomanik atau gejala depresi, namun gejala itu belum memenuhi kriteria manik atau depresi mayor. Meski kewaspadaan berkembangnya gejala ringan tersebut patut diperhatikan, karena dapat berkembang menjadi GB I atau II.

Metode terapi efektif yang telah terbukti dalam mendeteksi secara dini gejala GB adalah dengan menggunakan The Mood Disorder Questionaire (MDQ). Gejala seperti perasaan gembira yang lebih dari biasanya, sangat iritabel, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dan merasa tidak memerlukan waktu untuk tidur pada pasien penderita GB, akan dapat ditangani dengan efisien dan tepat.

Penanganan penderita GB bukan perkara mudah. Ketepatan dan kecepatan penanganan penderita GB memberi peluang besar pada penyembuhan pasien penderita GB. Pasalnya, keterlambatan penanganan akan berakibat fatal bagi pasien GB. 

Oleh karena itu, masyarakat harus jeli dalam memahami GB. Kenalilah gejala GB dan segera melakukan deteksi dini dan berkonsultasi dengan psikiater.

Ketua Seksi Bipolar PDSKJI, dr. Handoko Daeng mengungkapkan, bahwa keterlambatan penanganan dan mis diagnosis akan memberi dampak meningkatnya dorongan pasien untuk menyakiti diri. "Pemahaman gejala GB bagi masyarakat sangat penting," ujarnya. Untuk itu kegiatan seminar media mengenai penanganan GB sejak dini, diharapkan dapat memberikan informasi penting seputar GB, "Sehingga kita dapat memperkecil risiko yang diakibatkan gejala GB, terutama terhadap dorongan untuk melakukan bunuh diri," ungkapnya.

Sementara Prof. Dr. Tuti Wahmurti A. Sapiie dari Perwakilan Majelis Kehormatan Profesi PDSKJI menjelaskan, bahwa penyebab terjadinya GB bersifat multifaktor yang mencakup faktor genetik, biologi otak, serta peristiwa-peristiwa kehidupan dan keadaan lingkungan yang menimbulkan stres stressor psikososial, "Faktor genetik menyebabkan seseorang rentan terhadap GB, apabila yang bersangkutan mengalami stres psico-sosial yang tidak mampu ia atasi, maka terjadilah GB,” urai Tuti.

Menurut dia, stres Psikososial dapat menyebabkan perubahan dalam sistem biologik pada otak manusia, sebagai proses perubahan sistem hormonal yang kemudian terbentuk zat kimia kedalam otak, dan zat-zat penting lainnya yang akan merusak sel-sel saraf otak manusia. Sedangkan untuk orang yang memiliki gen yang lemah terhadap GB, tambah Tuti, diyakini sangat mudah terkena gejala GB.  "Contoh keseimbangan sistem dopaminergik atau serotonergik, dan noradrenergic," ungkapnya.

Kata Tuti, "Bila sudah ada tanda-tanda GB maka harus segera mencari bantuan ahli yang tepat. Untuk menyeimbangkan kembali zat-zat kimia alami otak." Untuk itu diperlukan obat yang akan membantu otak agar semua sistemnya bekerja harmonis dan secara bertahap mencapai keseimbangan diantara zat-zat kimia dalam otak.

Pengobatan

Prof. Dr. Tuti Wahmurti A. Sapiie mengatakan, bahwa dengan terapi mood stabilizer dan obat antipsikotik pengobatan bagi pasien penderita GB dinilai lebih efektif. Selain untuk mengobati kekacauan mood, pengobatan GB juga bertujuan untuk mencegah gejala yang timbul secara berulang dikemudian hari.

”Fase terapi berkelanjutan memerlukan waktu sekitar 2-6 bulan, namun bisa lebih singkat atau lebih lama tergantung dari sifat individunya. Diharapkan fase terapi ini berakhir pada keadaan pulih recovery,” tuturnya.

Penundaan dalam mendiagnosis dan langkah perawatan yang tepat akan mengakibatkan penderita mengalami depresi yang teramat berat. Penderita GB akan mengalami depresi berat yang ditunjukkan dengan perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri. Semisal, depresi pasien yang cenderung melakukan percobaan bunuh diri memiliki gejala tidak mau makan atau tidur sehingga mengalami kelelahan yang sangat hebat. Ia juga dapat melakukan tindakan yang berbahaya bagi orang lain.

"Si pasien akan mempercayai bahwa dunia sebentar lagi akan hancur, sangat suram, dan tidak ada harapan sehingga muncul dari pikirannya untuk melakukan hal yang sangat patal bagi dirinya dan orang lain. Begitu pula ketika episode mania, ia dapat ngebut di jalan raya sehingga membahayakan dirinya dan orang lain," ujar Tuti menerangkan.

Oleh karena itu, ia menekankan bila GB harus dikendalikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan, terang Tuti, adalah dengan tatalaksana pengobatan yang benar selain perlu pemahaman bila penderita GB tidak untuk dijauhi (stigma), melainkan harus diberi kenyamanan dan kehangatan oleh orang-orang di sekitarnya.

"Apabila penderita GB dijauhi," kata Tuti, penderita dan keluarga turut pula menstigma diri mereka sendiri dan mereka tidak akan datang berobat dan GB yang dideritanya akan semakin berat, "Padahal, penyakit ini dapat dikendalikan.”

PT Abbott Indonesia yang mampu memproduksi obat bagi penderita GB menjelaskan komitmennya untuk turut mendorong kemajuan dan inovasi pengobatan, khususnya bagi penderita GB di Indonesia. General Manager PT Abbott Indonesia Parulian Simandjuntak menerangkan bila pihaknya (PT Abbott Indonesia) dengan gembira menyediakan pengobatan untuk Gangguan Bipolar. "Kami menyadari masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang gangguan ini padahal prevalensinya cukup tinggi dan akan berakibat fatal jika tidak dikendalikan,” ujar Parulian.

Komitmen PT Abbott Indonesia ditunjukan dengan langkah nyata dengan memberi dukungan berupa melakukan serangkaian edukasi kepada masyarakat seputar GB dan cara penanganannya, dengan menjalin kerja sama dengan seksi Bipolar PDSKJI dalam mengadakan pelatihan bagi dokter spesialis kedokteran jiwa. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian dalam menegakkan diagnosis bipolar dan memberikan terapi yang optimal.

 

BERITA TERKAIT

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…