Tambah Investas, Produsen Truk Hino Naikan Kapasitas Produksi

NERACA

Jakarta - PT Hino Motors Manufacturing Indonesia memasang target penambahan kapasitas produksi hingga dua kali lipat dari kapasitas saat ini sebesar 35.000 unit atau sekitar 65.000 unit pada tahun 2015.

Presiden Komisaris PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) Gunadi Sindhuwinata mengatakan, tahun lalu Hino menguasai sekitar 76% pasar alat berat dengan total penjualan sebesar 210.800 unit.

“Kami perkirakan tahun ini pertumbuhan penjualan kami akan melebihi pertumbuhan ekonomi nasional,” terangnya. Pertumbuhan nasional tahun 2011 ditargetkan mencapai 6,2%.

Berdasarkan data Kementrian Perindustrian, produksi mobil komersial pada tahun 2008 mencapai 166.249 unit. Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 110.316 unit dan pada tahun 2010 sebesar 201.878 unit.

Demand Hino di kelas kendaraan komersil yang terus mengalami peningkatan, lanjut Gunadi, membuat pemenuhan permintaan mengalami jeda waktu yang cukup lama (inden) sebesar 3-4 bulan untuk satu produk.

Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sambungnya, Hino Motors Manufakturing Indonesia akan melakukan ekspansi untuk penambahan kapasitas produksi. Penambahan kapasitas ini akan dilakukan dengan memperluas area pabrik menjadi  19 hektar (ha). Saat luas lahan pabrik ini hanya sekitar 12 ha.

Ditemui di tempat sama, Direktur PT Hino Motors Manufakturing Indonesia, Ralhan membenarkan rencana perluasan pabrik yang akan dilakukan perusahaannya. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan membeli lahan seluas 7 ha yang lokasinya berada tepat di sebelah pabrik saat ini.

Ralhan menyebut, di lahan seluas 7 ha itu akan dibangun pabrik perakitan dan pengembangan komponen lokal. Pabrik baru ini ditargetkan mulai berproduksi secara penuh pada tahun 2015. Diperkirakan total kapasitas HMMI akan mencapai 65000.

“Sekarang kita sedang membuat master plannya. Kita mau komponen terutama yang masih diimpor agar lebih murah untuk biaya produksi, sekarang banyak mesin yang masih kita impor dari Jepang,” terangnya.

Rahlan menambahkan, saat ini komponen lokal produk Hino mencapai sekitar 50% untuk kelas truk kecil dan untuk truk besar mencapai 40%.

Namun Ralhan enggan mengungkapkan secara detail dana yang disediakan untuk investasi HMMI. “Kita beli tanah sesuai harga disini, kalau dana pasti untuk pengembangan saya tidak tahu pasti,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun berharap Hino dapat menaikan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk tiap produk mereka.

Ekspor Vietnam

Sementara itu, dengan mulai aktifnya utilisas 35.000 unit pertahun, menurut Presiden Direktur HMMI Kenji Ohara, HMMI mulai melakukan ekspor kendaraan jadi (CBU) ke Vietnam pada tahun ini.

Ekspor ke Vietnam ini, sambungnya menggunakan skema perdagangan bebas (Asean Free Trade area/AFTA). “Ekspor ke Vietnam untuk jenis Dutro. Dan Dutro telah memiliki kandungan TKDN mencapai 40%,” terangnya.

Ohara menambahkan, ekspor CBU yang dilakukan ke Vietnam ini juga dalam rangka melakukan percobaan penetrasi pasar ekspor yang diharapkan dapat menjadi peluang baik bagi Hino.

Gunadi menyebut, untuk penjualan Hino di pasar ekspor, ditargetkan akan mencapai 10% dari total produksi Hino atau sekitar 3500 unit per tahun. Sedangkan untuk ekspor perdana Hino ke Vietnam, hanya dilakukan sebanyak 30 unit kendaraan.

Dalam sambutan Menteri Perindustrian yang dibacakan oleh Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, pemerintah menyampaikan ucapan selamat atas terlaksananya ekspor perdana Hino ke Vietnam. Penunjukan HMMI oleh Hino Jepang sebagai basis produksi diluar Jepang khususnya Asia tenggara menunjukan kualitas manufaktur di Indonesia khususnya perakitan kedaraan bermotor telah diakui di dunia. “Ini juga bukti Indonesia masih diminati untuk tujuan bisnis,” terangnya

Selain itu ekspor jenis truk yang dilakukan Hino merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan permintaan kendaraan jenis truk. Permintaan truk sejak 2008 tidak pernah mengalami penurunan walaupun terjadi krisis.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…