Curah Huhan Tekan Laba Kuartal I - Bangun Power Plant, Berau Coal Energy Siapkan Capex US$ 70 Juta

NERACA

Jakarta – PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) berencana membangun pembangkit listrik atau power plant dan overland conveyor senilai US$ 300 juta yang teletak di jalan tambang, Kalimantan.

Kata Direktur Utama BRAU Rosan P. Roslani, pembangunan power plant dengan kapasitas 2x20 megawatt (mw) akan menelan dana sekitar US$ 70 juta, “Pembangunan Power Plant di jalan Tambang akan dilakukan pada September mendatang,”katanya di Jakarta, Senin (30/4).

Menurutnya, besaran investasi yang disiapkan perseroan ditahun ini sekitar US$ 300 juta dan US$ 70 juta merupakan investasi yang disiapkan untuk pembangunan power plant. Sumber pendanaan akan diambil dari penerbitan obligasi.’

Seperti diketahui, perusahaan telah menerbitkan obligasi atau bonds sebanyak US$ 500 juta beberapa waktu lalu. Bonds itu dipergunakan untuk refinancing (pembayaran utang) sebanyak US$ 350 juta, sedangkan sisanya US$ 150 juta digunakan untuk anggaran belanja modal (capital expenditure/capex).

Kemudian perseroan juga berencana membagikan dividen di 2012. Namun, Roslan belum menyebutkan berapa besaran yang akan dibagikan. Namun disebutkan di prospektus ditargetkan pembagian dividen sebanyak 30%.

Selanutnya kata Rosan, PT Berau Coal Energy Tbk masih mengandalkan pasar penjualan batu bara ke Cina dan India. Pasalnya, kedua negara tersebut menjadi penyerapan penjualan ekspor terbesar sekitar 70-75% dari total produksi, “Sebagian besar pasar ekspor kedua negara tersebut, sementara untuk lokal dialokasikan sebesar 25%-30%,”ujarnya.

Asal tahu saja, ditahun ini PT Berau Coal Energy menargetkan produksi batu bara sebesar 23 juta ton. Dimana target tersebut bisa terpenuhi jika didukung faktor cuaca yang baik dan diperkirakan pada Mei mendatang, produksi batu bara perusahaan akan terus ditingkatkan untuk mencapai target tersebut.

Selanjutnya, kata Rosan, harga batu bara sendiri diprediksikan berada pada kisaran US$ 79 - US$ 80 per ton. Sepanjang kuartal I-2012, kontrak yang sudah diperoleh sebanyak 19,88 juta ton batu bara. Kontrak itu setara dengan 85% dari target perusahaan. Sementara sisanya sebanyak 15% akan dialokasikan untuk dijual langsung (on spot). "Kalau bicara di kuartal pertama masih susah. Masih ada faktor cuaca seperti hujan dan harga fluktuasi. Target masih dalam jangkauan kita,"paparnya.

Kinerja Kuartal I

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) mencatatkan penurunan laba. Tercatat perseroan hanya meraih laba bersih US$ 17,310 juta sampai Maret tahun ini atau merosot 58% dibandingkan pencapaian kuartal pertama tahun lalu yang sebesar US$ 41,676 juta.

Sedangkan penjualan perseroan sepanjang kuartal pertama 2012, tercatat sebesar US$ 368,565 juta, atau naik 9% dibanding periode yang sama di tahun lalu. Kata Rosan, kenaikan beban pokok penjualan yang mencapai 18,7% telah menyebabkan laba kotor turun 6% di triwulan pertama tahun ini.

Ditambah lagi, beban operasional juga melonjak sebesar 59%, sehingga laba usaha turun 17% menjadi hanya US$ 94,037 juta. Selain itu, biaya keuangan yang meningkat juga membuat keuangan BRAU makin menipis. Belum lagi, perusahaan mengalami rugi selisih kurs sebesar US$ 1,251 juta di triwulan pertama 2012. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan mencetak laba dari selisih kurs.

Dengan demikian, laba bersih perusahaan terperosok hingga 58% di penghujung Maret tahun ini. Lantaran laba turun, maka laba bersih per saham dasar atau earning per share (EPS) BRAU pun terpangkas menjadi US$ 0,0003 per saham di akhir Maret 2012, dari sebelumnya US$ 0,0010 per saham. (didi)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…