Lepas Obligasi Rekap, Mandiri Wait And See Kondisi Pasar

Neraca

JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih mengkaji untuk menawarkan obligasi rekap yang dimilikinya sebesar Rp78 triliun. Hal ini dilakukan guna melihat kondisi pasar saat ini agar bisa terserap pasar.

Kata Wadirut Bank Mandiri Riswinandi, rencana menawarkan obligasi rekap masih dalam kajian atas penawaran pasar, “Kita akan lihat apa yang ditawarkan pasar. Lalu kita akan lihat apa yang bisa kita berikan kompensasinya,"ujarnya di Jakarta, Senin (30/4).

Selain itu, dia menambahkan, obligasi rekap tersebut dapat dikonversi menjadi SBN yang bunganya lebih rendah daripada SBI, yakni hanya dua persen. Dia juga menawarkan kepada Bank Indonesia (BI) untuk membeli obligasi rekap tersebut.

Selanjutnya, jika Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga dapat melakukan profilling atas obligasi tersebut. "Atau kalau tidak, bisa juga dengan mengonversi obligasi rekap dengan surat utang lainnya," paparnya.

Asal tahu saja, Bank Mandiri berniat segera menuntaskan rencana melepas obligasi rekapitalisasi berstatus Available for Sale (AFS) untuk bisa semakin mendorong ekspansi perusahaan. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengungkapkan saat ini ada tiga strategi yang disiapkan Mandiri untuk melepas obligasi rekapitalisasi AFS senilai Rp54 triliun.

Pertama, menjual langsung ke pasar. Kedua, menjual ke Bank Indonesia untuk digunakan sebagai instrumen moneter. Ketiga, mengupayakan agar pemerintah melakukan buy back obligasi rekapitalisasi, dalam hal ini adalah Kementerian Keuangan. "Mudah-mudahan dengan tiga upaya tersebut, level rekap bond Bank Mandiri bisa menurun dan hasil penjualan rekap bond ini menghasilkan dana tunai yang bisa digunakan untuk penyaluran kredit atau fingsi intermediasi Bank Mandiri,”ungkapnya

Dia mengatakan, penjualan obligasi rekap perlu dilakukan mengingat adanya penurunan yield sejak perubahan referensi dari SBI 3 bulan menjadi SPN 3 bulan yang yield-nya tiga persen. Jika obligasi rekap tetap dipertahankan, maka bisa menurunkan kinerja Bank Mandiri. "Kalau dana pihak ketiga (DPK) deposito dipakai untuk membiayai obligasi rekap sekarang bisa enam persen, padahal yield SPN tiga bulan tiga persen dapat terjadi negative spread dari obligasi rekapitalisasi," paparnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…