Berkah Invesment Grade - Indonesia Pimpin Pasar Obligasi Korporasi di Asia Timur

NERACA

Jakarta – Positifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi momentum tepat untuk menerbitkan obligasi dan kondisi ini yang mencatatkan Indonesia yang memiliki pertumbuhan pasar obligasi tumbuh besar di Asia Timur.

Kepala Kantor Integrasi Ekonomi Regional ADB Iwan J Azis mengatakan, Indonesia memimpin pertumbuhan pasar obligasi korporasi tertinggi di Asia sebesar dua digit, “Pasar obligasi dalam mata uang lokal di Asia Timur yang sedang tumbuh sebesar 7% menjadai US$ 5,7 triliun pada akhir 2011. Pertumbuhan ini didorong oleh pasar obligasi korporat yang tumbuh sebesar dua digit dipimpin oleh Indonesia dengan pertumbuhan pasar obligasi korporat paling tinggi di kawasan,”katanya di Jakarta, Kamis(26/4).

Dia menjelaskan, pasar obligasi korporat Asia Timur yang sedang berkembang akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan karena bank-bank bersiap untuk memenuhi kebutuhan modal yang lebih tinggi.

Alasannya, perusahaan-perusahaan perlu dana untuk ekspansi bisnis di tengah terus melesatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan dan tingginya permintaan investasi domestik dan investor. Selain itu dia juga menuturkan, obligasi outstanding yang dijual bank-bank dan perusahaan-perusahaan di kawasan meningkat 17,1% menjadi US$ 1,9 triliun.

Pertumbuhan, lanjutnya, dinilai lebih rendah dibandingkan tahun 2009 atau tahun 2010 tetapi lebih tinggi dari pertumbuhan pada pertengahan tahun 1990. “Laju pertumbuhan obligasi korporat meningkat pada awal 2012 yang menunjukkan cepatnya pertumbuhan pada tahun ini juga,” ujarnya.

Iwan pun menambahkan bahwa lembaga-lembaga simpanan kontraktual seperti dana pensiun, perusahaan asuransi dan lembaga jaminan sosial di Asia Timur yang sedang berkembang menjadai pembeli yang makin penting bagi obligasi korporat di kawasan. “Permintaan dari mereka juga akan meningkat karena mereka ingin mendapatkan hasil yang lebih tinggi dan investasi yang berjangka lebih panjang dari yang ditawarkan oleh obligasi pemerintah,” tambahnya.

Kata Iwan, obligasi Indonesia memiliki kinerja terbaik di kawasan pada tahun 2011, menghasilkan return sebesar 18,4% untuk obligasi dollar yang tidak di hedge dan 19,7% untuk sekuruh obligasi dalam mata uang lokal. Hingga Desember 2011, Indonesia memilikmi obligasi korporat outstanding sebesar US$ 16 miliar, atau 28% lebih banyak daripada akhir 2010 dan 9,2% lebih tinggi dari akhir September. “Pasar obligasi pemerintah meskipun lebih besar dengan nilai US$ 93 miliar namun hanya tumbuh 0,3% year-on-year dan turun 0,1% quarter-on-quarter,” tambahnya.

Disampaikannya, pernerbitan obligasi korporat di Indonesia akhir-akhir ini berasal dari bank dan perusahaan-perusahaan spesialis keuangan didorong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cepat dalam beberapa tahun terakhir ini. “Meningkatnya peringkat kredit pemerintah menaikkan obligasi korporat pada awal tahun 2012,” paparnya.

Sebagai catatan, kepemilikan obligasi Indonesia oleh pihak asing turun dari 31,3% pada akhir September 2011 menjadi 30,2% pada akhir Desember. “Pada bulan Januari, meningkatnya peringkat kredit Indonesia menaikkan lagi investasi asing sebesar 32,1% sebelum turun lagi menjadi 30,4%, “ungkapnya.

Indonesia memiliki masa jatuh tempo obligasi dalam waktu 10 tahun atau lebih, dimana angka yang tertinggi di kawasan dan naik 37% pada akhir 2010. Padahal negara-negara yang memiliki lebih banyak utang jangka panjang kurang rentan terhadap krisis likuiditas, meskipun ada beberapa kekwatiran semacam itu pada saat ini. (mohar)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…