Pendapatan Harum Energy Menyusut 22%

NERACA

Jakarta – Emiten pertambangan PT Harum Energy Tbk (HRUM) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang lesu. Pasalnya, sepanjang tahun 2019 kemarin membukukan pendapatan sebesar US$ 262,59 juta atau turun 22% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar US$ 336,7 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Adapun, pendapatan tersebut terdiri atas penjualan batu bara ekspor sebesar US$248,4 juta dan pendapatan sewa alat berat, jalan pengangkutan, time, freight, dan voyage charter sebesar US$14,12 juta. Lebih lanjut, penurunan pendapatan tersebut sejalan dengan penurunan laba tahun berjalan perseroan pada 2019 yang hanya tercatat sebesar US$20,12 juta, lebih rendah 49,9% daripada perolehan 2018 sebesar US$40,2 juta.

Laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk pun turun 41,8% menjadi sebesar US$18,5 juta pada 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$31,89 juta. Padahal, HRUM telah berhasil menekan beberapa beban, seperti beban pokok pendapatan yang turun 17% dari US$235 juta pada 2018 menjadi hanya sebesar US$195 juta pada 2019.

Selain itu, perseroan juga berhasil menekan beban penjualan menjadi sebesar US$14,9 juta dan beban keuangan sebesar US$2,24 juta pada tahun lalu. Di sisi lain, total liabilitas perseroan juga berhasil turun 40,3%, dari sebesar US$79,5 juta pada 2018 menjadi hanya sebesar US$47,41 juta. Liabilitas tersebut terdiri atas liabilitas jangka pendek yang jauh menurun menjadi US$31,2 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$16,14 juta.

Sementara itu, total aset perseroan per Desember 2019 menurun tipis menjadi sebesar US$447 juta, lebih rendah 4% daripada aset per Desember 2018 sebesar US$467 juta. Kendati demikian, kas dan setara kas perseroan mencatatkan kenaikan menjadi sebesar US$226,5 juta dari tahun sebelumnya sebesar US$216 juta.

Tahun ini, perseroan menargetkan produksi batubara di kisaran 4 juta--4,5 juta ton. Jumlah ini sedikit turun dibandingkan target pada tahun 2019 lalu yakni di kisaran 4 juta--5 juta ton. Direktur Utama HRUM, Ray Antonio Gunara pernah bilang, realisasi produksi batubara HRUM sedikit di atas 4 juta ton. Sebagai perbandingan, pada tahun 2018, HRUM mampu memproduksi sekitar 4,6 juta ton batubara.

HRUM optimistis sanggup memenuhi target produksi batubara pada tahun ini. Selain mempertimbangkan dinamika pasar batubara, perusahaan juga ingin memastikan upaya pemenuhan produksi batubara bisa dibarengi dengan efisiensi dan pengendalian biaya operasional.
Selain itu, HRUM juga akan memaksimalkan penjualan batubara di pasar ekspor demi mendongkrak kinerja pada tahun ini.

.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…