Covid-19 Meluas, Pemerintah Jaga Produksi Pangan

Jakarta – ditengah-tengah meluasnya serangan virus Covid-19, pemerintah tetap harus menjaga produksi pangan agar tidak terjadi gejolak harga pangan.

NERACA

Indonesia kini tengah berjuang melawan Covid-19. Semua elemen baik pemerintah maupun masyarakat masing-masing memiliki peran.

Tim medis sebagai garda depan bekerja sekuat tenaga menyelamatkan pasien. Pun dengan sejumlah pihak seperti Kementerian Pertanian (Kementan). Kementan menjaga suplai pangan untuk menjamin kebutuhan pangan masyarakat tercukupi.

Atas dasar itulah pemerintah menggerakkan seluruh jajarannya untuk tetap bekerja ditengah-tengah pandemi Covid-19.  Meskipun diberlakukan bekerja di rumah "Work From Home (WFH), tak menjadi alasan dalam memantau dan memastikan ketersediaan pangan. Salah satunya untuk komoditas hortukutura.

Pemerintah menugaskan Kementeraian Pertanian, melalui Direktorat Jenderal Hortikultura untuk menjaga produksi hortikutura seperti buah dan sayur-mayur

“Saat ini hingga pasca Idul Fitri nanti ketersediaan dan pasokan cabai aman dan cukup,” kata Direktur Jenderal Hortikultura. Hal ini terlihat berdasarkan data Early Warning System (EWS) diprediksi produksi cabai dibandingkan dengan kebutuhannya secara nasional masih surplus,” Direktur Jenderal Prihasto Setyanto.

Menurut Prihasto, perkiraan  produksi aneka cabai bulan maret ini 203.057 ton dengan keutuhan 174.219 ton sehingga surplus 28.838 ton. Kemudian produksi bulan april 217.588 ton dengan kebutuhnan 178.594 ton sehingga surplus 38.994 ton.

Selanjutnya produksi bulan Mei 217.258 ton dengan kebutuhan 182.634 ton sehingga surplus 34.624 ton. "Begitu juga produksi bulan Juni 196.644 ton dengan kebutuhan174.219 ton sehingga surplus 22.425 ton," beber Prihasto.

Tidak hanya itu, Prihasto melihat kondisi eksisting di lapangan melalui telephon, foto open camera dan video pada beberapa wilayah sentra utama. Artinya sebaiknya masyarakat Indonesia tidak perlu panik. Produksi dan distribusi tidak terganggu dengan wabah Covid-19 ini. 

Direktorat Jenderal Hortikutura juga telah mengandeng beberapa startup yang bergerak dibidang penjualan online seperti Sayur Box, Tani Hub, Kedai Sayur untuk memasarkan hasil panen petani hingga ke konsumen.

"Ini untuk memudahkan petani dalam menjual produknya dan memudahkan konsumen memperoleh kebutuhan pangan walau tetap di rumah," jelas Prihasto.

Suyono, Petani sekaligus pelaku usaha cabai asal Kediri saat dihubungi melalui telepon mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir.

"Gak usah khawatir, Pasokan cabai khususnya untuk cabai rawit merah cukup besar, karena akhir bulan ini sd awal april sudah mulai banyak cabai yang siap panen. Untuk pendistribusiannya juga tetap lancar meskipun ada zona merah pandemi corona," ujar Suyono.

Tidak hanya komoditas hortikultura, komoditas tanaman pangan pun dijaga produksinya. Atas dasar itulah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus berkoordinas guna mengamankan produksi pangan dan kesehatan para petani dan petugas lapangan. Hal ini penting agar kegiatan budidaya dan panen terus dilakukan sehingga produksi pangan saat wabah virus Corona tetap meningkat, salah satunya Kabupaten Bima, NTB.

"Kita meminta para petani dan semua pihak agar selalu menjaga kesehatan, cuci tangan dengan sabun, melakukan social distancing dan ikuti anjuran pemerintah. Semuanya harus tetap semangat meningkatkan produksi guna memasok pangan secara cukup bagi penduduk," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi.

Selain produksi, Suwandi menegaskan Kementan bersama pihak Kepolisian dan pemerintah daerah menjamin harga pangan petani yang menguntungkan. Kementan mendorong tindakan tegas aparat berwajib untuk memberi efek jera kepada oknum yang sengaja menaikkan harga dan menimbun bahan pangan.

"Sehingga, harga beras di tengah pandemi corona ini tidak ada pihak yang mengambil untung dengan cara tidak wajar. Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, jika ada penimbunan, kami gerak cepat bersinergi dengan pihak Kepolosian," ucap Suwandi.

Menurut Suwandi, jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya panic buying. “Kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri tetap berjalan," papar Suwandi.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Bima, Chairul Munir menambahkan beberapa wilayah di Kabupaten Bima saat ini sudah memasuki masa panen baik untuk padi maupun jagung sehingga wabah virus Corona tak menyurutkan semangat petani. Total luas panen padi di bulan Maret 2020 seluas 8.918 hektar, April 20.980 dan Mei 9.667 hektar dan total luas panen jagung pada Maret 2020 seluas 17.489 hektar, April 31.536 hektar dan Mei seluas 4.164 hektar.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…