Berdampak Sistemik

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

Sampai kapan dampak sistemik sebaran virus corona akan berhenti? Entah, namun apa yang terjadi telah memberikan gambaran betapa virus ini telah menghancurkan semua sendi perekonomian bisnis bukan hanya di negara asal virus ini yaitu Wuhan - China tapi telah menyebar di hampir semua negara, termasuk negara industri – maju dan tentunya juga di negara miskin berkemnbang. Oleh karena itu, menghitung besaran kerugiannya menjadi penting meski di sisi lain tidak bisa mengabaikan komitmen untuk secepatnya bangkit dari situasi ini. Betapa tidak ancaman krisis global benar-benar menghantui dan sejumlah lembaga internasional mulai merevisi besaran target pertumbuhan ekonomi di mayoritas semua negara dan tentu ini berdampak negatif terhadap pencapaiannya.

Revisi pertumbuhan tentu akan berpengaruh terhadap mata rantainya, tidak saja realitas produksi secara nasional meredup tapi juga secara global mengalami penurunan. Fakta ini menjadi ancaman terhadap konsumsi global sehingga omzet dan penjualan otomatis tereduksi sehingga perputaran uang juga berkurang. Sementara fakta lain yang menjadi ancaman yaitu berhentinya proses produksi sehingga otomatis terjadi pengurangan jam kerja dan juga tentu mengurangi jumlah pekerja. Di sisi lain muncul juga pemberitaan terkait PHK karena ketidakmampuan dunia usaha mensikapi dampak sistemik sebaran virus corona dalam sebulan terakhir.

Oleh karena itu beralasan jika kemudian imbasnya merembet ke dunia kerja secara menyeluruh. Padahal dalam waktu dekat ada ramadhan dan lebaran yang tentunya masyarakat berharap ada penghasilan lebih untuk merayakan dan menikmati kebersamaan. Di sisi lain mulai muncul tekanan agar dunia usaha wajib membayarkan THR saat lebaran nanti meski ekonomi bisnis melambat. Ancaman yang muncul terkait THR tentu harus juga diwaspdai karena dampaknya terkait sosial politik.

Pemerintah memang telah mengkondisikan untuk tidak melakukan mudik pada lebaran  nanti sebagai upaya meminimalisir dan mereduksi sebaran virus corona. Ironisnya pada saat yang bersamaan terlanjur terjadi mudik secara periodik dari Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya. Argumen yang mendasarinya karena memang geliat ekonomi bisnis dalam sebulan terakhir meredup sementara kepastian berusaha masih sangat tidak jelas dan di sisi lain beban tanggungan hidup tidak bisa lagi dihentikan karena memang fakta yang ada menuntut adanya hidup dan kehidupan setiap saat.

Jika sudah demikian maka tidaklah salah jika kemudian para perantau mudik lebih awal tanpa harus menunggu era mudik gratis yang biasanya setiap tahun diselenggarakan oleh BUMN, swasta dan juga pihak lainnya. Mudik awal memang menjadi sangat dilematis, sementara ada sejumlah daerah yang kabarnya menolak pemudik dengan argumen ancaman sebaran corona.

Situasinya benar-benar sangat dilematis sementara tuntutan untuk hidup dan kehidupan tidak bisa lagi ditunda dan penghasilan semakin tidak pasti. Situasinya tentulah berbeda jika dibandingkan dengan para pekerja kantoran yang bisa work from home atau stay at home sementara bayaran bulanan masih mendapatkan jika dibanding dengan komunitas yang harus hidup mengandalkan pendapatan harian sehingga mereka memang tidak ada waktu berdiam diri di rumah karena mereka harus keluar, harus bekerja untuk mendapat penghasilan rupiah di hari itu untuk menyambung hidup dan kehidupan. Semoga kasus ini segera berakhir dan geliat ekonomi bisnis bisa bangkit kembali.

BERITA TERKAIT

Produk Keuangan Syariah

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah   Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…

BERITA LAINNYA DI

Produk Keuangan Syariah

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah   Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…