NERACA
Jakarta – Performance kinerja keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) di 2019 berhasil mencatatkan kinerja positif. Perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp 819,45 miliar atau tumbuh 20,4% dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp680,58 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Emiten menara telekomunikasi ini juga mencetak pendapatan Rp4,69 triliun. Dibandingkan periode sebelumnya senilai Rp4,31 triliun. Kenaikan pendapatan ini terjadi karena peningkatan penerimaan dari pelanggan pihak ketiga, diantaranya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) yang menyumbang Rp2,01 triliun atau 42,78% dari total penerimaan. Naik dari periode 2018 sebanyak Rp1,93 triliun.
Persentase kenaikan terbesar disumbangkan oleh PT Hutchinson 3 Indonesia yang berkontribusi terhadap 11,21% dari total pendapatan TBIG atau Rp844,41 miliar. Angka ini melonjak dari kontribusi pada 2018 sebesar Rp387,91 miliar. Sementara itu, kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi atau capital expenditure (capex) mengalami penurunan 7,7% dari Rp2,2 triliun pada 2018 menjadi senilai Rp2,03 triliun pada 2019.
Adapun laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa pada 2019 adalah sebesar Rp39,26 per saham, naik dari laba pada 2018 senilai Rp31,26. Di sisi lain, TBIG berhasil mengurangi angka liabilitas jangka pendek perusahaan. Total liabilitas jangka pendek emiten pada 2019 berada di angka Rp4,51 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2018 senilai Rp6,42 triliun.
Penurunan tersebut disebabkan oleh pembayaran pinjaman jangka panjang dari pihak ketiga sebesar Rp3,26 triliun. Sejumlah pinjaman tersebut diantaranya adalah pinjaman sindikasi berupa fasilitas pinjaman sebesar US$1 miliar, dan dua Fasilitas Pinjaman Revolving masing-masing sebesar US$200 juta dan US$375 juta. Sementara pinjaman non sindikasi TBIG didapatkan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank UOB Indonesia, dan PT Bank Ina Perdana Tbk. Total liabilitas jangka panjang pada 2019 sebesar Rp20,83 triliun, atau naik dari total pada 2018 sebesar Rp19 triliun. Secara keseluruhan, total liabilitas TBIG adalah senilai Rp25,34 triliun, atau turun tipis dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp25,43 triliun.
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…