Moodys Pangkas Peringkat Utang BUMI

NERACA

Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service kembali menurunkan peringkat utang PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi Caa1 dari sebelumnya B3. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, Moody’s juga menurunkan peringkat pada obligasi yang dikeluarkan oleh entitas anak usaha BUMI, Eterna Capital Pte. Ltd yang jatuh tempo tahun 2022 dan dijamin oleh BUMI.

Kemudian secara khusus, Moody's juga telah menurunkan peringkat obligasi seri A ke Caa1 dari B3, dan obligasi seri B ke Caa2 dari Caa1. Prospek peringkat tetap negatif. Merespon hal tersebut, Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources, Dileep Srivastava seperti dikutip bisins mengatakan bahwa perseroan berkomitmen untuk terus melunasi semua kewajibannya.

Namun, secara global situasi ekonomi sangat tertekan yang juga diikuti oleh sektor energi dan sumber daya, meskipun harga minyak telah jatuh ke bawah level US$30 per barel dan harga batu bara masih bertahan di kisaran level akhir 2019, yaitu US$65 per ton hingga US$70 per ton.”Lingkungan di sektor batubara berbeda dengan masa kejayaannya pada 2017 silam karena berbagai faktor yang di luar kendali siapa pun. Pandemi saat ini adalah faktor lain, tapi kami yakin bahwa BUMI akan memenuhi kewajibannya pada akhirnya begitu situasi makro membaik,” ujarnya.

Dileep mengatakan bahwa fokus perseroan pada saat ini adalah keunggulan operasi dengan mengoptimalkan penjualan dan efisiensi biaya, memaksimalkan realisasi termasuk secara lokal, dan mempercepat peningkatan kontribusi pendapatan non batu bara melalui entitas anak usahanya, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS). Asal tahu saja, BRMS berencana untuk memproduksikan sekitar 100.000 ton bijih pada 2020, dan 180.000 ton bijih pada 2021. 

Di sisi lain, Hingga Februari 2020, BUMI telah berhasil membukukan 14,3 ton, naik 7,8% dibandingkan dengan perolehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 13,1 ton. Adapun, sebanyak 70% dari total penjualan tersebut merupakan penjualan ekspor. Sementara itu, total produksi perseroan berada di kisaran 7-7,5 juta ton per bulan pada periode Januari-Februari 2020. Tahun ini, perseroan menargetkan produksi batu bara naik 5% daripada capaian pada 2019 sebesar 87 juta ton atau di kisaran 91 juta ton.

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menilai penurunan kembali peringkat utang BUMI wajar mengingat dalam jangka pendek sentimen penyebaran virus corona atau Covid-19 terhadap kinerja semua perusahaan, termasuk BUMI, akan signifikan. Pembatasan perjalanan dan lockdown di daerah tertentu akan mempengaruhi arus kas perusahaan. Apalagi, sentimen itu telah membuat rupiah melemah tajam sehingga perusahaan dengan tingkat utang dolar AS yang tinggi akan terimbas negatif. (bani)

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…