Moodys Ubah Negatif Surat Utang Medco

NERACA

Jakarta –Pelemahan harga minyak dunia memberikan dampak terhadap bisnis PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Berangkat dari hal tersebut, lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service mengubah prospek peringkat surat utang PT Medco Energi Internasional Tbk menjadi negatif dari sebelumnya stabil. “Prospek profil kredit Medco kemungkinan akan memburuk jika harga minyak tetap rendah untuk jangka waktu lama, sehingga prospek semua peringkat berubah menjadi negatif dari stabil," kata Senior Vice President Moody’s Investor Service, Vikas Halan dalam siaran persnya di Jakarta,  kemarin.

Vikas memprediksi rata-rata harga minyak pada tahun ini berada di kisaran US$40-US$45 per barel dan di kisaran US$50-US$55 per barel pada 2021. Namun, jika pelemahan ekonomi terjadi signifikan dan bertahan lama, harga minyak diestimasi di kisaran US$30-US$35 per barel pada 2020, dan di kisaran US$35-US$40 per barel pada 2021.

Kendati prospek menjadi negatif, Moody’s tetap mempertahankan peringkat utang B1 untuk emiten minyak dan gas berkode saham MEDC itu. Lembaga pemeringkat itu juga mempertahankan peringkat B1 untuk obligasi senior tanpa jaminan yang diterbitkan oleh entitas anak usahanya Medco Strait Services Pte. Ltd., Medco Platinum Road Pte. Ltd., Medco Oak Tree Pte. Ltd., dan Medco Bell Pte.Ltd. Obligasi itu dijamin oleh Medco tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan.

Disamapaikan Vikas Halan, peringkat utang MEDC mencerminkan harapan investor bahwa profil kredit Medco akan tetap tangguh di tengah kondisi harga minyak yang fluktuatif. Penetapan peringkat itu juga mencerminkan profil likuiditas perusahaan yang kuat, kontrak harga gas tetap dan rencana perseroan untuk menunda sebagian pengeluaran modalnya untuk efisiensi.

Secara khusus, Moody's memperkirakan RCF/utang bersih yang disesuaikan MEDC akan turun di bawah 10 persen, dan utang bersih/EBITDA yang disesuaikan akan meningkat di atas 4x pada 2020. Metrik ini akan menempatkan MEDC cukup lemah untuk peringkat B1. Namun, Moody's memperkirakan metrik kredit MEDC akan meningkat ke tingkat yang lebih tepat diposisikan untuk peringkat B1-nya. Perusahaan juga telah mengumumkan langkah-langkah untuk mengurangi belanja modalnya sekitar US$100 juta dan pengeluaran operasinya sekitar 15 persen selama dua tahun ke depan.

Di sisi lain, emiten minyak dan gas itu melalui entitas anak usahanya, Medco Strait Services Pte Ltd, belum lama ini menggelar penawaran tender senior notes senilai US$ 400 juta dengan kupon 8,5 persen yang jatuh tempo pada 2022. Dalam keterbukaan informasi perseroan, hasil dari penawaran itu adalah pemegang dengan keseluruhan jumlah pokok sebesar US$337,4 juta atas surat utang telah sah ditawarkan. 

Perseroan menjelaskan, tidak ada penarikan atas surat utang pada saat atau sebelum batas waktu jatuh tempo berdasarkan penawaran tender, sebagai tambahan terhadap jumlah pokok lebih lanjut sebesar US$2,45 juta yang telah diinstruksikan berdasarkan prosedur pengiriman yang dijamin sebagaimana dijelaskan dalam penawaran pembelian.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…