Danai Pertumbuhan Kredit - Bank Artos Bidik Rights Issue Rp 1,34 Triliun

NERACA

Jakarta – Perkuat likuiditas guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) akan menggelar penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target dana hingga Rp 1,34 triliun. Perseroan akan melepas sebanyak 9,65 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 139 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan melalui prospektus ringkasnya yang diterbikan di Jakarta, kemarin.

Sesuai rencana, setiap pemilik satu saham perseroan berhak atas delapan saham baru. Bankir senior Jerry Ng melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), selaku pemegang 37,65% saham Bank Artos, memiliki hak untuk menyerap 3,63 miliar saham baru tersebut. Selain Jerry Ng, Patrick Walujo melalui kendaraan investasinya, Wealth Track Technology Ltd (WTT), juga bertindak sebagai pemegang 13,35% saham Bank Artos, sehingga memiliki hak untuk menyerap 1,28 miliar saham baru tersebut.

Pada 27 Desember 2019, Bank Artos telah menerima setoran modal awal dari MEI senilai Rp 504,10 miliar. Perseroan juga menerima setoran dana dari WTT senilai Rp 178,74 miliar pada 30 Desember 2019. Setoran awal tersebut telah dicatat sebagai ekuitas di dalam pos dana setoran modal. Nantinya, setelah rights issue jumlah saham Bank Artos akan bertambah menjadi 10,85 miliar saham.

Jika semua pemegang saham dan masyarakat berpartisipasi pada rights issue ini, struktur kepemilikan saham lama tidak akan berubah. Saat ini, investor publik menguasai 49% saham Bank Artos. Untuk memuluskan aksi korporasi tersebut, perseroan telah menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) sebagai pembeli siaga pada aksi rights issue ini. Berdasarkan surat 10 Maret 2020, Trimegah tidak bermaksud untuk menjadi pemegang saham Bank Artos. Apabila Trimegah memperoleh sisa saham dalam rangka menjalankan kewajiban sebagai pembeli siaga, Trimegah akan mengalihkan sisa saham baru kepada investor.

Nantinya Trimegah akan memilih skema pelepasan saham melalui private placement dan dieksekusi pada hari yang sama dengan diperolehnya sisa saham baru Bank Artos. Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya dalam aksi ini akan mengalami dilusi kepemilikan hingga 88,89%. Bank Artos berencana untuk menggunakan 90% dana hasil rights issue untuk penyaluran kredit. Lalu, sekitar 5% akan digunakan untuk investasi infrastruktur di bidang teknologi informasi. Sedangkan sisa 5% lainnya untuk investasi pada infrastrukur jaringan kantor.

Pemegang saham Bank Artos sebelumnya telang mendapatkan persetujuan dari pemegang saham terkait rights issue pada 30 September 2019. Perseroan pun mengantongi efektif pernyataan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 18 Maret 2020. Selanjutnya, tanggal terakhir pencatatan (recording date) untuk memperoleh HMETD ditargetkan 31 Maret 2020, dan distribusi HMETD dilakukan pada 1 April 2020. Alhasil, pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan 2 April 2020.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…