Laba Bersih Petrosea Tumbuh 35,82%

Di tahun 2019, PT Petrosea Tbk (PTRO) berhasil membukukan laba bersih sebesar US$31,17 atau tumbuh sebesar 35,82%, dibandingkan perolehan laba bersih pada 2018 tercatat US$22,95 juta. Adapun laba bersih per saham yang dapat diberikan senilai US$0,03 turun dari posisi tahun sebelumnya US$0,02. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Emiten konstruksi pertambangan milik Grup Indika menjelaskan, peningkatan laba bersih disebabkan oleh top line perseroan yang ikut meningkat. Sepanjang 2019, perusahaan tambang itu membukukan pendapatan sebesar US$476.44 juta. Jumlah itu naik 2,30% dari posisi tahun sebelumnya yang mencapai US$465,74 juta. Beban pokok penjualan tercatat sebesar US$395,31 juta naik 0,69% secara tahunan.

Sementara itu, total aset perseroan tercatat sebesar US$551,04 juta. Aset lancar PTRO mencapai US$222.06 sedangkan aset tidak lancar senilai US$328,98 juta. Di sisi kewajiban, total liabilitas PTRO mencapai US$338,48 juta turun 7,18% secara tahunan. Liabilitas jangka pendek mencapai US$146,33 juta dengan liabilitas jangka panjang sebesar US$192,14.

Selain itu perseroan tercatat menghabiskan belanja modal sebesar US$66,33 juta turun 42,24% dari posisi tahun sebelumnya US$114,84 juta. Belum lama ini, PTRO menandatangani kesepakatan penyertaan modal untuk Nusantara Resources Limited untuk proyek emas entitas anak usahanya PT Masmindo Dwi Area.

Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan mengatakan bahwa penandatanganan tersebut untuk melanjutkan non-binding term sheet yang dilaksanakan oleh induk usaha perseroan PT Indika Energy Tbk. (INDY) dengan Nusantara dan Masmindo pada 9 Desember 2019 terkait dengan akuisisi proyek Awak Emas yang dimiliki Nusantara.“Sebagai kelanjutan penandatangan non-binding term sheet tersebut, pada 25 Februari 2020 perseroan telah menandatangani Options Subscription Agreement dengan Nusantara,” ujarnya

Sebelumnya, Head of Corporate Communication Indika Energy, Leonardus Herwindo pernah bilang, perseroan menganggarkan capex US$ 146 juta. Sebagian besar capex tersebut akan digunakan untuk operasional anak usaha, PT Petrosea Tbk (PTRO). Dia mengakui, angka tersebut jauh di bawah anggaran capex 2019 yang mencapai US$ 315 juta.

Menurut Leonardus, rencana capex 2020 disesuaikan dengan volatilias harga dan kondisi pasar batu bara yang masih bergerak dinamis serta efektivitas operasional perusahaan. Tahun ini, kata dia, industri batu bara kemungkinan penuh tantangan. “Harga batu bara diperkirakan masih mengalami fluktuasi dan dipengaruhi berbagai faktor eksternal, seperti dinamika supply-demand, perekonomian global, hingga politik dagang,” ujar dia.

BERITA TERKAIT

Indokripto Patok Harga IPO Rp100 Per Saham

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) membanderol harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp100 per…

Jasa Marga Beri Modal Anak Usaha Rp1,9 Triliun

Dukung pengembangan bisnis anak usaha, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menyuntikkan dana segar sebesar Rp1,9 triliun kepada anak usahanya,…

Transaksi Saham di Sumbagsel Rp7,74 Triliun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi saham di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) mencapai Rp7,74 triliun pada April 2025."Seiring…

BERITA LAINNYA DI

Indokripto Patok Harga IPO Rp100 Per Saham

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) membanderol harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp100 per…

Jasa Marga Beri Modal Anak Usaha Rp1,9 Triliun

Dukung pengembangan bisnis anak usaha, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menyuntikkan dana segar sebesar Rp1,9 triliun kepada anak usahanya,…

Transaksi Saham di Sumbagsel Rp7,74 Triliun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi saham di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) mencapai Rp7,74 triliun pada April 2025."Seiring…