Mandiri Targetkan Obligasi Rekap Rp 54 Triliun Terjual Tahun ini

Neraca

Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengupayakan obligasi rekap available for sale (tersedia diperjualkan) senilai Rp 54 triliun akan habis terjual akhir tahun ini. Hasil penjualan telah dialokasikan untuk sumber pendanaan kredit dan peningkatan fingsi intermediasi perbankan.

Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan, tahun ini pihaknya berharap obligasi rekap akan berkurang Rp 54 triliun dari nilai total obligasi rekap yang mencapai Rp 78 triliun. Sisanya yakni hold to maturity (memiliki hingga jatuh tempo) senilai Rp 24 triliun). “Kami berharap bisa mengurangi obligasi rekap akhir tahun ini karena itu dapat turunkan kinerja Mandiri. 6% dari alokasi Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk rekap bonds padahal yields hanya 3%, maka akan terjadi dampak negatif,”katanya di Jakarta, Senin (23/4).

Zulkifli menuturkan, penjualan obligasi rekap senilai Rp 54 triliun didasarkan pada nilai yield (imbal hasil) yang semakin menurun sejak perubahan dari Surat Berharga Indonesia (SBI) dari tenor 3 bulan menjadi 7 bulan. “Yield obligasi tidak pernah naik dari 3% setelah perubahan yang dilakukan Bank Indonesia”, paparnya.

Untuk itu, pihaknya akan mengalihkan obligasi rekap pada peningkatan fungsi intermediasi perbankan dan genjar dalam menyalurkan kredit mikro maupun infrastruktur. “Kenapa kami tetap ingin rekap bond diturunkan karena yield-nya rendah. Sementara kalau berikan kredit infrastruktur maupun mikro yieldnya bisa 10%. Yield lebih baik dibanding rekap bonds”, terangnya.

Mandiri telah menyiapkan langkah strategis dalam menekan nilai obligasi rekap. “Kami mengupayakan untuk menjualnya. Kami coba menjual obligasi rekap pada market dan Bank Indonesia sebagai instrumen moneter Bank Indonesia. Nah sebagian kami tawarkan agar bisa di buy back (beli kembali) pemerintah melalui Departemen Keuangan”, tambahnya.

Sementara itu, tahap awal nilai penawaran obligasi rekap baik ke market, BI maupun Depkeu masih terus dikaji perseroan. Besarannya tergantung pada kesepakatan BI dan Depkeu. “Kami masih terus mengupayakan untuk itu, mudah-mudahan ada persetujuan dari BI dan Depkeu supaya obligasi rekapitulasi senilai Rp 54 triliun bisa habis”, lanjut Zulkifli.

Hal senada diungkapkan Direktur Keuangan dan Strategi BMRI, Pahala N Mansury membenarkan belum bisa memastikan jumlah yang bisa dijual ke BI dan Depkeu. “Dalam waktu dekat kami akan bicara dengan keduanya. Berapa yang bisa dijual tergantung mereka. Terlepas dari kemungkinan kami menjual ke pasar,”ujarnya (maya)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…