Tekan Stunting di Sumatera Utara - Asian Agri Latih Kader Posyandu Handal dan Terlatih

Meskipun tingkat angka stunting atau gizi buruk anak balita di Indonesia sudah mengalami penurunan, namun kondisi tersebut belum dibilang aman karena masih ada di beberapa daerah di Indonesia yang mencatatkan angka stunting atau belum zero stunting. Sebut saja, di Sumatera Utara yang masih mencatatkan angka stunting sebanyak 32,2% di tahun 2018 atau lebih tinggi dari angka nasional yakni 30,8%.

Berangkat dari upaya menekan angka stunting di Sumatera Utara, PT Hari Sawit Jaya (PT HSJ), grup usaha Asian Agri mengadakan pelatihan pencegahan stunting untuk bidan dan kader posyandu di Labuhanbatu, Sumut.”Pelatihan yang diikuti 23 peserta yang terdiri dari dua dokter, 11 bidan 10 kader posyandu dari desa-desa di sekitar operasional perusahaan berlangsung 9 - 12 Maret,"kata Head HSE & CSR Asian Agri, Welly Pardede di Labuhanbatu, kemarin.

Kegiatan pelatihan itu dilakukan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu. Menurut Welly yang didampingi General Manager PT HSJ, Andi Prasetyo, stunting menjadi salah isu yang berkembang dan menjadi salah satu program penting pemerintah untuk mengatasinya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, tingkat prevalensi balita yang terkena stunting di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 29,9%. Sementara di wilayah Sumatera Utara (Sumut) tingkat prevalensi stunting berada di angka 32,2%. Di Sumut, tingkat prevalensi stunting antara lain di Labuhanbatu sebesar 36,4%, Labuhanbatu Selatan 34,9%, Labuhanbatu Utara 31,2%, Simalungun 28,4 persen, Tebingtinggi 25,9%, Asahan 24,9% dan Batubara 23,7%.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pada tahun 2024, angka stunting di Indonesia sudah bisa di bawah 14%. Oleh karena itu, HSJ, Asian Agri mendukung dan ikut berperan aktif membantu menurunkan angka stunting terutama di wilayah sekitar operasional perusahaan. Maka melalui program pelatihan tersebut, Asian Agri berharap peserta pelatihan bisa menjadi dan mengembangkan konselor-konselor yang siap untuk membantu menekan angka stunting.

Dalam pelatihan diberikan antara lain materi perawatan ibu dan janin, inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian makan bayi dan anak (PMBA). Camat Bilah Hilir, Bangun Siregar mengapresiasi program pelatihan penanganan stunting yang dilakukan Asian Agri.”Memang diperlukan banyak petugas yang handal menangani stunting dan bersama - sama membantu pemerintah dalam pencegahan stunting itu," ujarnya.

Pemerintah sudah melakukan beberapa upaya dalam mencegah stunting. Namun peran aktif semua pihak termasuk perusahaan dalam antisipasi dan penanganan stunting diperlukan.”Kader yang dilatih diharapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk menjalankan hidup sehat agar stunting dan penyakit lainnya bisa dicegah,"kata Welly.

 

Kolaborasi Beberapa Stakeholder

 

Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menegaskan, pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) saat ini fokus menangani masalah stunting atau kondisi gangguan pertumbuhan pada anak. Sehingga generasi muda Sumut ke depan diharapkan lebih sehat, cerdas dan berdaya saing.”Untuk tahap awal Pemprov Sumut akan memfokuskan untuk memperkecil kejadian stunting lalu menyembuhkannya. Kita akan berkolaborasi dengan beberapa stakeholder untuk memperbaiki gizi pada ibu hamil, dan 1.000 hari pertama kehidupan sejak kandungan sampai usia dua tahun," katanya.

Melalui Dinas Kesehatan, Pemprov Sumut akan mendata jumlah penderita stunting di Sumut. "Kita akan mendata yang benar, kita akan cari tahu apa penyebabnya, karena penderita stunting dari tiap-tiap kabupaten tidak bisa kita samakan penanganannya, karena pasti berbeda beda penyebabnya," tambah Edy Rahmayadi.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mendorong segala langkah strategis dalam upaya pencegahan stunting, di mana kita ketahui bersama masalah ini bukan hanya masalah kesehatan semata, sehingga dalam strategi pencegahan dan penanggulangannya perlu cara konvergensi antar lintas sektor. Asal tahu saja, derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara masih relatif lebih rendah dari provinsi lainnya di Indonesia. Khususnya kesehatan bayi. Fakta itu terlihat dari angka prevalensi stunting atau bayi yang ukuran tubuhnya berada dibawah ukuran normal. Baik berat maupun tingginya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahid Hasibuan menyebutkan, saat ini prevalensi stunting Sumut sebesar 32,4%. Sedangkan di tingkat nasional 30,2%. Kata Alwi, jika dibandingkan dengan 33 provinsi lainnya di Indonesia kemungkinan angka prevalensi stunting Sumut berada di peringkat 17 - 20. Relatif tinggi. Hingga masa akhir jabatan Gubernur Edy Rahmayadi, pihaknya akan berusaha menekan angka itu menjadi 27,5%.”Secara bertahap tahun demi tahun prevalensi stunting itu akan ditekan menjadi 27,5% pada 2023," terangnya.

Dijelaskannya, upaya menekan jumlah balita yang mengalami stunting tidak cukup hanya menjaga kesehatan (faktor spesifik). Penjagaan kesehatan hanya berfungsi 30% sehingga stunting bisa dihindari. Yang lebih besar berperan adalah faktor sensitif, yakni lingkungan. Lalu ketersediaan air bersih dan sebagainya.

Oleh karenanya, ungkap Alwi, tidak cukup hanya Dinas Kesehatan yang bergerak jika prevalensi stunting di Sumut hendak diturunkan serendah mungkin. Tetapi juga dinas atau institusi lainnya ikut berperan."Itu sebabnya di pusat, sekretariat kepresidenan langsung memimpin progam penurunan angka stunting secara nasional," tegas Alwi.

 

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…