Rencanakan Go Publik - Asuransi Jiwa Nasional Bidik Dana Rp 200 Miliar

NERACA

Jakarta -Minat perusahaan mencari dana segar melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) ditengah kelesuan pasar tidak surut. Salah satu perusahaan yang akan menjajal peruntungnya di pasar modal dalam waktu dekat ini adalah PT Asuransi Jiwa Nasional.

Terlebih, perusahaan asuransi itu telah menunjuk PT Jasa Utama Kapital Sekuritas selaku penjamin emisi efek.”Kami sudah menandatangani kontrak dengan Asuransi Nasional sebagai penjamin emisi efek,” kata Direktur Utama Jasa Utama Kapital Sekuritas, Deddy Suganda Widjaja di Jakarta, kemarin.

Dirinya menjelaskan, perusahaan tersebut sedang mempersiapkan propektus IPO berdasarkan laporan keuangan telah audit periode yang berakhir 31 Oktober 2019. Rencananya, melalui aksi korporasi tersebut akan mengincar dana Rp200 miliar dengan melepas 2 miliar saham atau setara dengan 30% modal ditempatkan disetor penuh.

Dia menambahkan, kondisi pasar yang tengah lesu saat ini tidak mempengaruhi niat perusahaan tersebut menggalang dana di pasar modal, karena telah mempersiapkan diri sejak tahun lalu.”Kalau sekarang hanya tinggal pelaksanaannya saja,” jelas dia.

Hal senada juga disampaikan Direktur Penilai Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna. Dirinya mengatakan, minat perusahaan untuk IPO masih tinggi. Terlebih tercatatnya dua saham perusahaan pada Senin (9/3) yakni PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA) dan PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) menandakan minat perusahaan bergabung di bursa masih tinggi dan tidak terkendala kondisi global.”Dalam kondisi apapun kita ingin menyampaikan dari perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetap kita jaga. Pada hari ini dua saham langsung tercatat,"ujar Nyoman.

Nyoman menyebutkan, berdasarkan pipeline IPO bursa, hingga saat ini masih ada 22 perusahaan yang mengantre untuk melancarkan aksi IPO. Bahkan ia menyebut tahun ini terdapat perusahaan dengan kapitalisasi besar akan melantai di bursa. "Di pipeline masih ada 22," ujarnya.

Berdasarkan data pipeline IPO BEI per 4 Maret 2020, sebanyak 12 yang bakal melakukan IPO merupakan perusahaan dengan kapitalisasi besar. Adapun merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53 Tahun 2017, perusahaan besar merupakan perusahaan yang memiliki aset di atas Rp 250 miliar.

Sedangkan klasifikasi perusahaan menengah adalah perusahaan dengan aset Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, sementara perusahaan kecil adalah yang beraset di bawah Rp 50 miliar.
Dari pipeline tersebut perusahaan yang bergerak di sektor perdagangan, jasa dan investasi mendominasi urutan IPO. Selanjutnya sektor properti, real estate, dan konstruksi. Kemudian sektor keuangan, barang konsumsi, industri dasar dan kimia, serta infrastruktur, utilitas, dan transportasi. Lalu, sektor agrikultur dan aneka industri.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…