Ketatnya Kompetisi Pasar Mobil - Pendapatan Astra Internasional Terkoreksi Tipis 1%

NERACA

Jakarta – Tahun 2019 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi bisnis PT Astra Internasional Tbk (ASII). Pasalnya, sentimen melorotnya harga komoditas di pasar mempengaruhi bisinis perseroan sepanjang tahun kemarin. Dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin, Astra Internasional membukukan laba bersih Rp21,7 triliun, mencerminkan kinerja yang stabil jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Kemudian nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp3.652 pada 31 Desember 2019, 8% lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2018.  Sebaliknya, kinerja pendapatan bersih konsolidasian grup pada tahun 2019 menurun 1% menjadi Rp237,2 triliun dibandingkan tahun lalu Rp 239,2 triliun. Perseroan menjelaskan, penurunan pendapatan disebabkan dari divisi otomotif dan agribisnis yang mana penurunan tersebut lebih besar daripada peningkatan pendapatan dari divisi jasa keuangan serta infrastruktur dan logistik.

Selanjutnya, utang bersih, di luar grup anak perusahaan jasa keuangan, mencapai Rp22,2 triliun pada 31 Desember 2019, dibandingkan dengan Rp13,0 triliun pada akhir tahun 2018. Hal ini terutama disebabkan oleh tambahan investasi grup pada jalan tol dan Gojek serta belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan. Anak perusahaan Grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp45,8 triliun pada 31 Desember 2019, dibandingkan dengan Rp47,7 triliun pada akhir tahun 2018.

Dividen final sebesar Rp157 per saham (2018: Rp154 per saham) akan diusulkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan pada bulan April 2020. Usulan dividen final tersebut dan dividen interim Rp57 per saham (2018: Rp60 per saham) yang telah dibagikan pada bulan Oktober 2019 akan menjadikan dividen total pada tahun 2019 sebesar Rp214 per saham (2018: Rp214 per saham). 

Di tahun ini, perseroan masih melihat prospek yang menantang disebabkan ketidakpastian kondisi makro eksternal, kompetisi di pasar mobil serta harga-harga komoditas yang lemah. Meskipun demikian, perseroan menyakini bahwa Grup berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan momentum dari setiap perbaikan kondisi ekonomi. Sebagai informasi, pendapatan bersih ASII di segmen otomotif mencapai Rp 104,84 triliun, turun 2,31% secara tahunan.

ASII mengungkapkan, laba bersih divisi otomotif turun 1% menjadi Rp 8,4 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan mobil dan meningkatnya biaya produksi. Sedangkan pendapatan bersih sektor jasa keuangan mencapai Rp 20,44 triliun, naik 5,09%. Laba bersih sektor ini naik 22% menjadi Rp 5,9 triliun, terutama disebabkan oleh portofolio pembiayaan yang lebih besar dan perbaikan kredit bermasalah.

Pendapatan segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi mencapai Rp 84,43 triliun. Pendapatan segmen ini naik tipis 2,24% secara tahunan. Laba bersih segmen ini naik 1% menjadi Rp 6,7 triliun, terutama dari kontribusi usaha tambang emas baru yang diimbangi oleh penurunan penjualan alat berat dan kerugian pada bisnis kontraktor umum.

Pendapatan segmen agribisnis turun 8,54% menjadi Rp 17,45 triliun. Sementara laba bersih divisi agribisnis ini merosot 85% menjadi Rp 168 miliar. Penurunan disebabkan oleh penurunan harga minyak kelapa sawit sekitar 8% di tengah kenaikan volume penjualan sekitar 3%. Pendapatan infrastruktur dan logistik ASII naik 13,29% menjadi Rp 8,10 triliun dari sebelumnya Rp 7,15 triliun. Laba segmen ini meningkat49% menjadi Rp 292 miliar. Kenaikan laba disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari jalan-jalan tol yang telah beroperasi.

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…