Produsen Pipa Fiberglass di Tangerang Tembus Pasar AS

NERACA

Banten - Pemerintah fokus memacu sektor industri agar lebih gencar meningkatkan nilai investasi dan ekspornya. Upaya ini diyakini mampu mendorong penguatan daya saing sektor manufaktur dan struktur ekonomi nasional. Terlebih, potensi industri dalam negeri diharapkan bisa dimanfaatkan secara maksimal, baik di pasar domestik maupun ekspor.

“Sampai saat ini, pertumbuhan ekonomi nasional didorong oleh industri pengolahan nonmigas dengan kontribusi 17,58%. Dengan adanya tekanan ekonomi global, industri pengolahan juga masih menjadi penyumbang ekspor terbesar dengan kontribusi 75,6% dari total ekspor nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Perluasan Investasi dan Pelepasan Ekspor ke Amerika Serikat oleh PT. Future Pipe Industries di Balaraja, Tangerang, Banten.

Tantangan tersebut, ujar Agus, perlu dijawab dengan kebijakan responsif yang relevan untuk menjawab ketidakpastian. “Dukungan pemerintah bagi sektor industri memang sangat diperlukan, misalnya untuk industri composite pipe ini yang berpeluang dikembangkan untuk masa depan,” paparnya.

Produk pipa komposit sangat efisien karena sifatnya yang kuat, anti korosi sehingga tidak meninggalkan jejak lingkungan, serta tidak membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. “Mendatang, industri harus berkontribusi terhadap circular economy, karena pada saatnya nanti semua waste dari proses industri bisa diolah dan digunakan kembali sebagai bahan baku. Ini adalah kontribusi dari sektor industri manufaktur,” jelas Agus.

Sehingga, Agus memberikan apresiasi kepada PT. Future Pipe Industries atas realisasi komitmen penanaman modalnya di Indonesia serta keberhasilan memperluas pasar ekspornya hingga ke Negeri Paman Sam. “PT. Future Pipe Industries telah menginvestasikan  sekitar USD40 juta, dan pada tahun 2020 berencana untuk kembali menambah investasi dalam rangka memenuhi kebutuhan domestik yang semakin besar dan pemenuhan kebutuhan pasar dunia, khususnya ASEAN,” ungkap Agus.

Penambahan investasi terseut, menurut Agus, akan membawa efek berganda bagi perekonomian nasional. Dampaknya antara lain, penerimaan negara dalam bentuk pajak dan devisa, penyerapan tenaga kerja, penyerapan produk atau jasa industri pendukung, serta pemberdayaan dan alih teknologi kepada perusahaan lokal dalam hal instalasi dan perawatan.

“Bahkan, dapat pula semakin memperkuat branding produk Indonesia di kancah global,” tutur Agus.

Disisi lain, Agus mengatkanpihaknya akan fokus terhadap peningkatan investasi dan ekspor. “Kami akan meyakinkan para calon investor sektor industri agar mau masuk ke Indonesia, terutama untuk menghasilkan produk substitusi impor,” tutur Agus.

Lebih dari itu, Agus menyampaikan, dirinya telah meminta kepada semua jajarannya agar memiliki kemampuan menganalisa pencapaian target kuantitatif. “Selain itu, yang terpenting adalah bisa menyusun response policy yang cepat dan tepat,” tegas Agus.

Sebelumnya, PT. Future Pipe Industries telah melakukan ekspor pipa fiberglass ke sejumlah negara, seperti Singapura, China, Malaysia, dan Abu Dhabi.

Agus menyebutkan, salah satu upaya menarik investor adalah melalui program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). “Kami percaya, implementasi program tersebut akan lebih menarik minat investor dari di negara lain untuk masuk Indonesia, karena menunjukkan sebagai negara yang punya kekuatan pasar domestik,” imbuh Agus.

PT. Future Pipe Industries mulai tahun ini mengekspor produk pipa ke Amerika Serikat untuk proyek pembangunan infrastruktur sistem pembuangan yang menghubungkan beberapa kota di area San Francisco, Belmont, Redmond, dan San Carlos. Momentum ekspor ini menunjukkan bahwa produk industri di Indonesia dapat kompetitif di pasar internasional dengan memiliki standar yang tinggi. Perusahaan tersebut mengekspor pipa komposit serat kaca (fiberglass) berdiameter 3,4 meter dengan panjang total 5,3 kilometer.

Chief Commercial Officer Future Pipe Industries, Imad Makhzoumi menyampaikan, proyek pengiriman pipa fiberglass senilai USD20 juta tersebut merupakan yang pertama di Indonesia, dengan didukung oleh tim ahli dalam negeri, mulai dari proses desain, perencanaan, hingga produksi akhir.

“Kegiatan ekspor ke Amerika Serikat akan terus berlanjut ke depan, mengingat kebutuhan akan produk yang sustained seperti pipa fiberglass akan terus meningkat dalam 10-20 tahun ke depan,” ujar Makhzoumi.

 

 

 

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…