Virus Corona Masih Menghantui Laju IHSG

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham Rabu (26/2) indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah masih dibayangi sentimen wabah COVID-19 atau virus corona yang meluas di luar China. IHSG ditutup melemah 98,22 poin atau 1,7% ke posisi 5.688,92. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 19,02 poin atau 2,02% menjadi 922,66.”Pelemahan indeks Rabu masih dipicu sentimen wabah Virus Corona, terutama yang di luar China," kata analis Indopremier Sekuritas, Mino di Jakarta, kemarin.

Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi di mana sektor industri dasar turun paling dalam yaitu minus 4,32%, diikuti sektor manufaktur dan sektor aneka industri masing-masing minus 0,58% dan minus 0,34%. Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp1,75 triliun.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 429.624 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10,08 miliar lembar saham senilai Rp7,72 triliun. Sebanyak 92 saham naik, 306 saham menurun, dan 134 saham tidak bergerak nilainya. Sementara itu, bursa saham regional Asia sore antara lain indeks Nikkei melemah 179,2 poin atau 0,79 persen ke 22.426,2, indeks Hang Seng melemah 196,7 poin atau 0,73% ke 26.696,5, dan indeks Straits Times melemah 40,72 poin atau 1,29% ke 3.117,52.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 29,97 poin atau 0,52% ke posisi 5.757,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 8,02 poin atau 0,85% menjadi 933,65.”Maraknya sentimen negatif membuat IHSG akan kembali tertekan pada perdagangan Rabu," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas.

Pada perdagangan semalam, bursa saham AS kembali ditutup turun dalam. Indeks Dow Jones turun 3,15%, S&P500 turun 3,03% dan Nasdaq melemah 2,77%. Sentimen negatif masih datang dari virus COVID-19 yang ditakutkan akan melemahkan perekonomian global termasuk estimasi laba perusahaan di kuartal pertama 2020.

Konsensus yang dihimpun oleh The Earning Scout memperlihatkan akan terjadi pelemahan laba bersih perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam S&P500 sebesar minus 0,1% (qoq), dimana sebelum adanya wabah virus diperkirakan akan tercipta kenaikan 2,5% (qoq). Pusat Kontrol Penyakit AS (Centers for Desease Control and Prevention/CDC) secara resmi tengah bersiaga jika virus COVID-19 di AS semakin meluas. Meski demikian, penasihat ekonomi pemerintah AS Larry Kodlow menyebutkan virus tersebut belum terlalu berpengaruh kepada ekonomi AS.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…