Survei: 85,9 Persen Masyarakat Tidak Dekat dengan Parpol

Survei: 85,9 Persen Masyarakat Tidak Dekat dengan Parpol  

NERACA

Jakarta - Dua lembaga survei politik yaitu Politika Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) yang berkolaborasi dalam survei proyeksi politik 2024 menyatakan hasil surveinya di Jakarta, Minggu (23/2).

Ternyata mayoritas responden yang berjumlah 2.197 orang dari target 2.200 responden di 161 kabupaten/kota di 34 provinsi yang diwawancara dengan teknik wawancara tatap muka menyatakan tidak merasa memiliki kedekatan dengan partai politik tertentu.

"Terdapat 85,9 persen masyarakat menjawab tidak merasa dekat dengan partai politik. Sementara, 14,1 persen menjawab ya, sewaktu ditanyakan apakah merasa memiliki kedekatan dengan partai politik tertentu," tulis survei yang diumumkan di salah satu hotel kawasan Cikini, Jakarta Pusat, itu.

Kedua lembaga survei itu mencoba menggali lebih dalam informasi dari 14,1 persen responden yang merasa memiliki kedekatan dengan partai politik tertentu.

"Kami lacak perasaan orang terhadap partai politik tertentu atau merasa dekat dengan partai apakah kira-kira masyarakat saat ini, kami tanyakan kepada responden," kata Direktur Eksekutif PPI, Adi Prayitno, dalam pernyataan tertulis itu.

Hasilnya, kata dia, PDI Perjuangan meraih persentase tertinggi (25,5 persen) dalam hal tingkat keterkenalan publik dengan partai politik tertentu. PDI Perjuangan adalah partai politik pengusung utama Joko Widodo saat berpasangan dengan Jusuf Kalla menuju kursi kepresidenan pada 2014 dan juga saat Jokowi berpasangan dengan Ma'ruf Amin pada 2019.

Disusul kemudian responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab dekat dengan partai apa (18,2 persen), kemudian yang menjawab dekat dengan Partai Golkar (13,3 persen), Partai Gerindra (11,3 persen), Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB (7,7 persen), Partai Keadilan Sejahtera atau PKS (7,3 persen), Partai Demokrat (5,3 persen), PPP (3,4 persen), Partai NasDem (2,6 persen), PAN (2,0 persen), Partai Aceh (2,0 persen), dan Partai Hanura (1,4 persen).

Hal itu dikarenakan partai politik memiliki keuntungan dalam hal sosialisasi dengan pelaksanaan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif secara langsung, dimana kemenangan pada kedua pemilihan yang dilaksanakan secara sekaligus itu memiliki sumbangsih terhadap pengenalan publik terhadap partai-partai politik.

"Mungkin karena PDI Perjuangan adalah partai politik yang memenangkan Pileg dan Pilpres secara sekaligus, jadi banyak responden dan masyarakat kita merasa dekat dengan partai politik yang nomor satu itu PDI Perjuangan," kata Prayitno.

Survei nasional itu dilaksanakan pada rentang waktu 25 Januari 2020 sampai 10 Februari 2020 menggunakan metode penarikan sampel multistage random sampling dan memiliki margin of error sebesar 2,13 persen.

Seluruh responden diwawancara menggunakan kuesioner, dengan syarat responden WNI yang berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…

BERITA LAINNYA DI

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…