Buntut Harga Saham Jatuh - Totalindo Kaji Kembali Rencana Rights Issue

NERACA

Jakarta –Nyungsepnya harga saham PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) hingga di posisi level terendah Rp 50 per lembar saham dikarenakan respon negatif pasar terhadap kegiatan usaha perseroan. Penurunan harga saham TOPS karena ada faktor sentimen negatif. Market merespons-nya seperti itu," kata Direktur TOPS, Eko Wardoyo di Jakarta, kemarin.

Eko mengaku, penurunan harga saham TOPS secara kumulatif yang berujung sanksi suspensi dari BEI tersebut merupakan mekanisme pasar. Alhasil, karena harga saham masih gocap menjadi alasan dan pertimbangan manajamen untuk mengkaji ulang rencana aksi korporasi rights issue yang sejatinya bakal digelar tahun ini.

Kata Eko, awalnya perusahaan mengajukan izin melakukan rights issue saat harga saham di level Rp 400. Namun, secara tak terduga turun di level Rp 50 sehingga memasang posisi bertahan sambil menunggu keputusan share holder. Sebelumnya TOPS telah mendapatkan restu untuk melakukan rights issue pada akhir tahun lalu. Perusahaan ini berencana melepas 4 miliar saham baru dalam aksi tersebut.

Dimana dana yang dibidik dari aksi korporasi tersebut sebesar Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar. Nantinya, pihaknya berencana menggunakan dana segar yang berhasil diraup untuk penambahan modal. "Jika jadi terlaksana tahun ini akan digunakan untuk memperkuat permodalan atas tender-tender yang diikuti dan menurunkan tingkat utang," kata Eko.

Namun, dirinya menegaskan saat ini pihaknya memilih untuk menunggu hasil keputusan para pemegang sahamnya. Sekretaris Perusahaan PT Totalindo Eka Persada Tbk Novita Festiani menambahkan saat ini proses rights issue TOPS masih diproses OJK. "Juga sesuai persetujuan RUPSLB 23 Desember 2019, kami diberikan waktu selama 12 bulan,"jelasnya.

Asal tahu saja, per 31 Januari 2020 struktur pemegang saham TOPS adalah 61,13% dipegang oleh PT Totalindo Investama Persada, 8,76% dipegang oleh PT Mahkota Properti Indo Senayan dan 29,11% dipegang oleh masyarakat. Tahun ini, PT Totalindo Eka Persada Tbk bidik kontrak baru sebesar Rp 3 triliun. Tercatat dalam pipeline kontrak hingga Februari sebesar Rp 6,74 triliun.

Disampaikan Eko Wardoyo, progres kontrak baru yang dicapai 10,3% dari total. Dimana perolehan kontrak baru per Februari 309,1 miliar. Lebih lanjut, kontrak baru di tahun ini didapatkan dari tiga proyek yakni Sky House Alam Sutera, Hotel Lido Extention Sukabumi, dan Halam Network International.

Secara total, emiten bersandi saham TOPS ini sedang menghadapi nilai kontrak sebesar Rp 1,73 triliun. Adapun Rp 1,43 triliun merupakan kontrak bawaan tahun lalu (carry over). Proyek bawaan yang dilanjutkan tahun ini yakni Kingland Avenue Apartmen, 31 Sudirman Suites Makassar, dan Rusun Cilangkap, serta Klapa Village Tower B. Walaupun begitu, pihaknya fokus pada proyek Rusun Cilangkap dan Klapa Village Tower B.

Menurutnya, hal tersebut lantaran sejak tahun lalu TOPS telah melakukan diversifikasi bisnis sebagai pengembang. Walaupun begitu, Edi menyebut pihaknya tak memiliki tabungan lahan. "Kami tidak mau mengambil risiko terlalu besar sehingga memilih membentuk JO seperti proyek di Klapa Village di Pondok Kelapa dengan PD Sarana Jaya dengan harapan mendapat bagian pendapatan akibat bagian dari KSO dan pendapatan untuk konstruksinya," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…