Investasi (Bodong)

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

Pembangunan tidak bisa terlepas dari kepentingan investasi karena pendanaan untuk melakukan pembangunan sangat besar sementara di sisi lain keterbatasan pendanaan dari dalam memungkinkan dua pilihan. Fakta yang ada menegaskan bahwa dua pilihan itu adalah pencarian pinjaman melalui hutang dan yang kedua adalah menarik sebanyak mungkin investasi. Persepsian tentang investasi bisa dibedakan antara investasi dalam negeri (PMDN) dan investasi asing (PMA). Tentu ada nilai kalkulasi dari keduanya dan pasti dari keduanya ada kepentingan yang harus diperhatikan. Argumen yang mendasari karena investor pastilah berharap ada balik modal dan pastinya menguntungkan semua pihak. Oleh karena itu secara teoritis ada perhitungan untuk menentukan kelayakan dari suatu investasi, apapun bentuk investasinya.

Ironisnya persepsian investasi kini justru dimanfaatkan oleh oknum yang berniat untuk mencari kepentingan sepihak dan akhirnya berniat merugikan pihak lain. Fakta dibalik persepsian ini adalah maraknya kasus investasi bodong dan kasus terbaru yang berhasil diungkap adalah investasi bodong berkedok penggemukan sapi. Dalihnya yaitu jaminan kerjasama dengan salah satu perusahaan ternama dan kemudian menarik banyak korban di daerah Jawa Timur dengan kerugian mencapai ratusan miliar. Jika dicermati praktek investasi bodong cenderung sama dan juga berulang yaitu menjanjikan nilai return yang sangat besar yang biasanya lebih tinggi dari bunga bank untuk menggaet sebanyaknya para calon korban.

Janji return yang dibayarkan sejatinya bukan dari hasil operasional kerja yang mampu mendatangkan profit tetapi return yang dibayarkan sebagai hasil dari rekrutmen korban baru. Ironisnya model ini terus saja berulang dan berulang kali berhasil menipu banyak korban dengan nominal kerugian mencapai ratusan miliar meski ada juga yang triliunan rupiah dengan sebaran korban di berbagai daerah, tidak hanya di perkotaan tapi juga di perdesaan. Sayang sekali jika kasus korban investasi bodong terus terjadi sementara di sisi lain pemerintah melalui OJK berulangkali meminta masyarakat lebih waspada jika akan berinvestasi dan pastikan bahwa kegiatan itu legal.

Gelap mata dibalik banyaknya korban investasi bodong adalah mereka yang ingin cepat kaya secara praktis dan instan. Tipikal seperti ini sangat mudah terbujuk rayuan return atau imbal hasil yang tinggi dalam waktu sesingkat mungkin. Oleh karena itu, beralasan jika tipu daya dan bujuk rayu yang ditebar adalah menjanjikan imbal hasil – return yang tinggi terutama rerata diatas suku bunga. Sekali lagi sudah begitu banyak korban terkait kasus investasi bodong dan sudah banyak juga yang diproses dan masuk bui tapi sayang ternyata kasusnya terus saja bermunculan seolah tidak ada pembelajaran sementara dari OJK telah berulangkali menyampaikan prinsip kehati-hatian sebelum berinvestasi tetapi sayang korban masih saja terus bermunculan.

Fakta ironi dari investasi bodong menjelaskan pentingnya pemahaman tentang investasi kepada publik. Artinya, investasi diperbolehkan namun harus jeli dan cermat agar tidak menjadi korban berikutnya. Setidaknya pemberitaan di media haruslah menjadi teladan agar berhati-hati sebelum menetapkan pilihan investasi dan pilihlah investasi yang lebih aman dan berperilaku konservatif nampaknya tidak salah.

BERITA TERKAIT

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

BERITA LAINNYA DI

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…