Sikapi Harga Saham Anjlok - Totalindo Berikan Klarifikasi Ke Investor

NERACA

Jakarta –Memenuhi panggilan dan permintaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyikapi penurunan harga saham di luar kewajaran, manajemen PT Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS) akan melakukan paparan publik insidentil. “Ada tiga agenda yang dibahasa dalam paparan publik,”kata Head of Corporate Secretary Division Totalindo Eka Persada, Novita Frestiani dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Pertama, informasi terkait perkembangan kinerja dan operasional terkini perseroan. Kedua, ringkasan laporan keuangan terakhir. Ketiga, rencana usaha perseroan ke depannya. Pada perdangan Rabu (19/2), saham TOPS kembali diperdagangkan setelah hari sebelumnya digembok dihentikan sementara atau disuspen. Namun, harga saham anjlok 25,37% atau 17 poin ke level Rp50 saat memasuki pukul 10:15 WIB—10:30 WIB.

Fluktuasi saham TOPS memang sangat terlihat, terutama sejak pekan lalu. Pasalnya, kenaikan dan penurunan harga bisa mencapai belasan persen. Bahkan, pada Senin (17/2), atau sehari sebelum suspensi, saham TOPS anjlok 22,09%. Sepanjang tahun berjalan, saham TOPS terkoreksi 81,48% dari posisi akhir Desember 2019 senilai Rp270. Namun, menengok ke belakang, penurunan saham tidak hanya berlangsung pada 2020, tetapi juga tahun-tahun sebelumnya.

Saham TOPS mencapai puncaknya pada 10 Juli 2018 di posisi Rp990. Sepanjang 2018, saham emiten konstruksi itu menguat 15,92% ke level Rp830, dari akhir 2017 di level Rp716. Pada 2019, pergerakan saham TOPS cenderung menurun. Koreksi itu semakin terasa pada 11 November 2019, ketika harga berada di level Rp580, kemudian berangsur anjlok ke Rp270 pada akhir 2019.

Dari sisi fundamental, kinerja keuangan Totalindo Eka Persada memang tengah menurun. Per September 2019, pendapatan perusahaan mencapai Rp631,35 miliar, turun 45,11% year on year (yoy) dari Rp1,15 triliun per September 2018. Perusahaan pun membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp29,22 miliar, berbalik arah dari posisi per September 2018 dimana laba tahun berjalan mencapai Rp85,58 miliar.

Sebagai informasi, dari sisi fundamental kinerja keuangan Totalindo Eka Persada memang tengah menurun. Per September 2019, pendapatan perusahaan mencapai Rp631,35 miliar, turun 45,11% year on year (yoy) dari Rp1,15 triliun per September 2018. Perusahaan pun membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp29,22 miliar, berbalik arah dari posisi per September 2018 dimana laba tahun berjalan mencapai Rp85,58 miliar.

Sebelumnya, manajemen Totalindo Eka Persada membidik kontrak baru hingga Rp4 triliun pada 2020 seiring dengan sektor properti yang kembali menggeliat. Wakil Direktur Utama Totalindo Eka Persada, Joni pernah bilang, beberapa proyek prioritas yang dibidik perseroan saat ini pun sudah mengerucut dan sedang dalam proses negoisasi senilai Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun pada awal 2020.”Kontrak baru Rp3 triliun sampai Rp4 triliun masuk lah di 2020,” ujarnya.

Sepanjang 2019, perseroan menargetkan kontrak baru sekitar Rp2,5 triliun. Saat itu, perseroan telah mencapai 91% dari target kontrak baru, yaitu senilai Rp2,3 triliun dengan penambahan kontrak baru pada Desember 2019 senilai Rp88 miliar untuk proyek Apartemen 31 Sahid Sudirman Suites Makassar.

 

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…