Rumah Zakat Ingin Jadi Lembaga Filantropi Digital Dunia - Gerakan Kebahagiaan Indonesia

 




NERACA



Jakarta - Rumah Zakat terus berinovasi agar bisa menjadi lembaga filantropi terpecaya tak hanya di dunia melainkan juga di dunia. Hal itu seperti disampaikan CEO Rumah Zakat Nur Efendi saat meluncurkan gerakan Kebahagiaan Indonesia #MulaiDariKita di Jakarta, Kamis (6/2). "Kami berharap Rumah Zakat bisa menjadi lembaga filantropi digital dunia," kata Nur Efendi.



Rumah Zakat juga berperan aktif dalam penanggulangan bencana dan kemanusiaan di 8 negara. Tercatat 3.107 relawan Rumah Zakat telah menyalurkan bantuan para donatur dan mitra dalam 312 aksi kemanusiaan dan kebencanaan untuk membantu 400.000 penerima manfaat.



Hal tersebut menjadi salah satu pemicu Rumah Zakat untuk memperluas kebermanfaatan, tak hanya bagi negara Indonesia melainkan juga untuk masyarakat global. “Kami ingin memberikan pengalaman baru bagi masyarakat dunia dalam berbagi dan membahagiakan sesama tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital, kami berharap dapat menyebarkan kebaikan dengan jangkauan yang lebih luas,” tutur Nur Efendi. 



Saat ini Rumah Zakat telah memiliki sharinghappiness.org yang merupakan crowdfunding platform terbesar kedua di Indonesia. Kemudian disusul oleh lelangbintang.com sebagai tempat bagi para influencer melelang barang-barangnya, untuk kemudian hasil lelangnya didonasikan. Serta Infaq.id yang merupakan digital platform untuk berdonasi infak dimana pun dan kapan pun. “Menjelang bulan Ramadhan tahun ini insyaAllah kami akan meluncurkan aplikasi Digital Islamic Style yang akan menemani aktivitas ibadah umat muslim di seluruh dunia,” kata Nur Efendi.



Menteri Sosial Julian Peter Batubara menyampaikan apresiasinya kepada Rumah Zakat yang ikut berperan di masyarakat dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. "Lembaga filantropi seperti Rumah Zakat juga harus aktif dan terus berkordinasi dengan pemerintah," jelasnya. 



Ia pun mengatakan bahwa dampak dari lembaga filantropi sangat besar bagi pengentasan kemiskinan. Disamping itu, Kemensos juga akan belajar dari Rumah Zakat dalam penerapan teknologi dalam menyalurkan bantuan. 



Gerakan Kebahagiaan Indonesia



Rumah Zakat juga meluncurkan gerakan Kebahagiaan Indonesia #DimulaiDariKita. Gerakan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia berbagi dan membahagiakan sesama yang membutuhkan. Rumah Zakat menargetkan sebanyak 2.814 Desa Berdaya di 34 provinsi dapat terbangun, 2,5 juta orang terbantu, serta menurunkan kemiskinan dari 40% penerima manfaat pada 2020.



World Happiness Report (WHR) 2019 merilis laporan terbaru mereka terkait daftar negara-negara bahagia di dunia. Dari 156 daftar negara yang dirilis dalam laporan tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-92 dengan perolehan poin sebanyak 5.192. Indikasi poin kebahagiaan yang dirilis oleh WHR disusun berdasarkan beberapa faktor. Di antaranya seperti harapan hidup, dukungan sosial, serta tingkat korupsi. 



“Gerakan ini butuh didukung oleh banyak pihak, sebab kami menyadari bahwa Kebahagiaan Indonesia dapat terwujud jika kita berkolaborasi dan berkomitmen pada diri sendiri untuk membangun negara ini. Kami akan mengoptimalkan beragam kanal baik offline maupun digital untuk menyosialisasikan Kebahagiaan Indonesia agar kita bersama dapat membantu lebih banyak orang yang membutuhkan, serta meningkatkan indeks kebahagiaan negara Indonesia,” ujarnya. 



Hampir 22 tahun Rumah Zakat menjembatani 300.000 donatur untuk berbagi dan membahagiakan lebih dari 34 juta penerima layanan manfaat yang membutuhkan lewat program pemberdayaan terintegrasi bernama Desa Berdaya. Di tahun 2019, bersama para donatur, Rumah Zakat telah membangun 1.620 Desa Berdaya dari Aceh sampai Papua. 



Desa Berdaya sendiri merupakan program pemberdayaan masyarakat terintegrasi yang disesuaikan dengan potensi desa. Rumah Zakat menempatkan satu relawan inspirasi di desa berdaya yang bertugas mendampingi dan menjadi fasilitator pemberdayaan bagi warga desa. Untuk memajukan perekonomian warga, Desa Berdaya membangun Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMAS) yang memiliki beragam unit usaha. "Alhamdulillah atas kontribusi semua pihak, di tahun 2019 sebanyak 41% dari mustahik yang kita bina meningkat kesejahteraannya, dan 21,4% keluar dari garis kemiskinan" ujar Nur Efendi. 



Program Desa Berdaya yang memiliki ruang lingkup ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan tersebut diharapkan dapat berpartisipasi pada pencapaian SDGs. Tercatat bahwa program yang diusung Rumah Zakat bersama para donatur dan mitra memiliki kontribusi pada 28 target dan 56 indikator SDGs. “InsyaAllah kami akan terus konsisten dalam menyelaraskan program-program pemberdayaan Rumah Zakat dengan tujuan pembangunan berkelanjutan global,” ungkap Nur Efendi

 

 

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…