Life Cycle Assessment, Apa Manfaatnya?

Oleh : Dr. Kiman Siregar, S.TP., M.Si 

Dosen Teknik Pertanian Unsyiah

 

Pada beberapa dekade terakhir ini, dunia global semakin menaruh perhatian pada pembangunan berkelanjutan, atau yang lazim dikenal sustainable development. Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang juga memperhatikan dampaknya terhadap sistem yang lebih besar dan menyeluruh, serta dampaknya untuk jangka waktu yang lebih panjang di masa depan nanti. Dari satu sisi, pembangunan tentunya diharapkan untuk mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi maupun nilai guna suatu produk yang nantinya akan memajukan pasar.

Dari sudut lain, eksternalitas yang merupakan akibat dari suatu aktivitas ekonomi perlu diperhatikan. Dampak suatu kegiatan terhadap lingkungan menjadi sangat penting karena akibat yang ditimbulkan tersebut pada akhirnya akan dibebankan ke semua pihak, contohnya kondisi udara yang berdampak terhadap kesehatan. Sisi sosial juga sangat penting untuk diperhatikan, karena aktivitas apapun pasti sangat erat kaitannya terhadap perkembangan dan kegiatan sosial di sekitar.

Life Cycle Assessment (LCA) merupakan salah satu metodologi yang dapat digunakan sebagai sustainability matrics. Metode ini dapat mengevaluasi bahan mentah dan konsumsi energi sehingga dapat diperoleh data pengeluaran emisi sebuah produk. Saat ini permasalahan lingkungan menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam market global. Berkaca dari negara lain, sudah banyak produk yang menginformasikan data pengeluaran emisi karbonnya. Negara tetangga seperti Thailand sudah melakukan Kajian LCA untuk produknya mulai 2002 secara nasional, begitu juga Malaysia yang sudah mulai sejak 2006.

Indonesia seharusnya mempunyai data serupa untuk mendukung produknya memasuki market global. Pada negara yang sudah menerapkan LCA, berarti sebelum mengonsumsi makanan/minuman maka mereka sudah memperhatikan besar/kecilnya pengeluaran emisi yang dihasilkan dari produk tersebut. Saat ini LCA sudah diadopsi Indonesia melalui SNI adalah Metode LCA pada SNI ISO 14040 : 2016 dan SNI 14044 : 2017. Dari 2018 sudah dipersiapkan untuk diterapkan pada Perusahaan PROPER, hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya PerDirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.14/ PPKL/SET/DIK.0/9/2018.

Tahun ini sesuai dengan tema PROPER yaitu PROPER 4.0 as SIMPEL as it is sangat tepat mengadopsi LCA untuk penentuan perhitungan dampak lingkungan yang dihasilkan oleh suatu produk industri, karena LCA secara komprehensif menginventarisasi dan menganalisa semua masukan/penggunaan material, penggunaan energi, penggunaan air, emisi ke udara, emisi ke tanah, emisi ke air dan limbah ke sistem pengolahan, artinya satu metode LCA ini dapat dibuat menjadi SIMPEL sesederhan penamaan Sistem Pelaporan Elektronik (SIMPEL) yang diterapkan oleh PROPER, sehingga ke depan, perusahaan yang akan melaporkan data emisi prosesnya akan lebih mudah dan lebih terukur dengan menggunakan metode LCA.

LCA bertujuan untuk mengkaji dampak daur hidup suatu produk terhadap lingkungan. Selain itu, LCA juga memberi informasi yang detail akan konsumsi material dan energi selama masa produksi, jenis dan jumlah waste maupun emisi yang dihasilkan, serta posisi input dan output material selama masa produksi maupun masa daur hidup produk tersebut.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…