Indonesia-Kolombia, Bahas Pembentukan PTA

NERACA

Jakarta – Pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Pariwisata Kolombia Jose Manuel Restrepo membahas pembentukan Perjanjian Perdagangan preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA).

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto membenarkan bahwa pihaknya melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Pariwisata Kolombia Jose Manuel Restrepo untuk membahas pembentukan Perjanjian Perdagangan preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA) antara kedua negara.

“Saat ini Kolombia memiliki kebijakan untuk tidak melakukan perjanjian perdagangan bilateral baru. namun demikian, Indonesia dengan pertimbangan geostrategis, potensi ekonomi dan kekuatan perdagangan menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis Kolombia,” kata Agus.

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan pihak Kolombia juga kembali meminta peningkatan kerja sama di bidang perdagangan antara Indonesia-Kolombia.

Sehingga dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga sangat mengapresiasi usulan Menteri Jose Manuel Restrepo dan menekankan Indonesia akan segera menjajaki usulan kerjasama tersebut dengan segera menyusun kajian pembentukan PTA untuk peningkatan ekspor Indonesia ke Kolombia dan kawasan Amerika Selatan.

“Pertimbangan lainnya yaitu Kolombia dapat dijadikan salah satu pintu penetrasi ekspor ke Amerika Selatan sebagai pasar non tradisional, selain Chile yang kini sudah memiliki perdagangan dagang dalam kerangka perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA),” jelas Agus.

Meskipun harus diakui, menurut Agus, Kolombia merupakan negara tujuan ekspor ke-5 dan negara asal impor ke-8 bagi Indonesia di kawasan Amerika Selatan. Pada periode Januari—November 2019 tercatat sebesar USD 139,3 juta.

Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Kolombia tercatat sebesar USD 128 juta dan Impor Indonesia dari Kolombia tercatat sebesar USD 11,3 juta. Saat ini, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar USD 116,8 Juta dengan Kolombia.

Produk ekspor utama Indonesia ke Kolombia adalah benang serat sintetis, karet alam, proyektor dan monitor, suku cadang dan aksesoris kendaraan, serta kendaraan bermotor. Sementara, impor utama Indonesia dari Kolombia yaitu feroaloy, selulosa, piringan pemutar, biji kokoa, asam karboksilat, serta bunga mawar segar.

Sehingga untuk mempermudah ekspor Kemendag mulai memberlakukan sertifikasi mandiri pada implementasi sistem eksportir teregistrasi (ER) dalam skema tarif preferensial umum Uni Eropa (Registered Exporter Generalized System of Preferences European Union/REX GSP EU) per 1 Januari 2020.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana menjelaskan, metode sertifikasi mandiri merupakan penyederhanaan alur ekspor yang sejalan dengan salah satu program prioritas Presiden RI Joko Widodo yaitu penyederhanaan peraturan dan birokrasi untuk mendukung dan mendorong perdagangan dan investasi Indonesia.

"Sertifikasi mandiri juga mencerminkan reformasi birokrasi melalui sistem e-SKA. Penyederhanaan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya peningkatan kinerja ekspor Indonesia di tengah tantangan global,” terang Wisnu.

Indonesia menjadi salah satu negara penerima fasilitas pengurangan ataupun penghapusan tarif preferensial secara unilateral melalui skema GSP dari Uni Eropa. Adapun komoditas atau produkproduk yang masuk dalam GSP Uni Eropa seperti kopi, karet alam, furnitur, alas kaki, mesin cetak, dan lain sebagainya.

Kemendag mulai memberlakukan sertifikasi mandiri pada implementasi sistem eksportir teregistrasi (ER) dalam skema tarif preferensial umum Uni Eropa (Registered Exporter Generalized System of Preferences European Union/REX GSP EU) per 1 Januari 2020.

Sebelumnya Menteri Pertanian, Syahril Yasin Limpo pun telah mendorong berbagai komoditas yang ada di Indonesia sehingga bisa dikenal dan dinikmati oleh negara luar.

"Ini telah membuktikan ekspor kita memiliki ruang yang cukup bagus untuk menjadi bagian yang mengenergi ekonomi kita dan memfasilitasi berbagai komoditi yang kita miliki," ujar  Syahrul.

Tidak hanya itu, Syahrul berkomitmen berkomitmen mendorong seluruh eksportir (pertanian) agar bisa berakselerasi lebih tinggi lagi dalam melakukan ekspor komoditas pertanian. "Saya berkomitmen mendorong seluruh eksportir kita bisa akselerasi lebih tinggi," sambung Syahrul.

Namun, Syahrul mengatakan, Bapak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa di tengah memasuki era kompetisi antarnegara yang semakin sengit.  Artinya saat ini tidak boleh berhenti berkreasi dan berinovasi.

"Saya mengajak para pelaku usaha untuk memberi masukan agar kita mampu menggenjot ekspor, mencapai target kita bersama," tegas Syahrul.

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…