Kemenperin Menggandeng Dubes Tingkatkan Ekspor

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) komit  untuk meningkatkan ekspor, salahsatunya yaitu dengan menggandeng Duta Besar (Duber) RI yang ada di tiap-tiap negara.

NERACA

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa duta besar sebagai Kepala Perwakilan Republik Indonesia memiliki peranan strategis dalam upaya mempromosikan produk industri dalam negeri sehingga dapat memperluas pasar ekspor terutama ke negara-negara nontradisional.

“Apalagi pemerintah sedang fokus menggenjot nilai ekspor guna menekan defisit neraca perdagangan. Oleh sebab itu, berbagai kebijakan strategis dijalankan,” terang Agus.

Lebih lanjut, Agus mengakui bahwa ada lima negara tujuan ekspor terbesar sektor industri pada Januari-November 2019, yaitu Amerika Serikat yang mencapai US$ 15,62 miliar, China US$ 15,50 miliar, Jepang US$ 10,13 miliar, Singapura US$ 8,16 miliar, dan India US$ 5,88 miliar.

“Sepanjang Januari-November 2019, sektor industri memberikan kontribusi terhadap total nilai ekspor nasional hingga 75,57 persen atau senilai 153,11 miliar dolar AS. Dari hasil capaian itu, maka pemerintah memberikan perhatian khusus kepada peningkatan daya saing industri manufaktur,” papar Agus.

Alhasil pada tahun 2019, ada tiga sektor industri yang mencatatkan nilai ekspornya paling besar, yakni industri makanan dan minuman yang menembus US$ 24,30 miliar, industri logam dasar US$ 15,99 miliar, serta industri tekstil dan pakaian jadi US$ 11,83 miliar.

Hal ini lantaran, menurut Agus, pemerintah telah menjalankan berbagai langkah strategis dalam upaya memacu nilai ekspor khususnya di sektor industri. Jurus jitunya itu meliputi penguatan sektor industri melalui program pembinaan agar lebih berdaya saing dan menyiapkan produk-produk unggulan.

“Kemudian, perlu dilakukan penurunan tarif melalui pemanfaatan free trade agreement, serta juga dibutuhkan promosi di tingkat internasional dan dukungan fasilitas pembiayaan ekspor,” sebut Agus.

Diantaranya, Agus mencontohkan salah satu fasilitas yang diberikan untuk mengerek ekspor produk industri, yaitu melalui Penugasan Khusus Ekspor (PKE). PKE adalah penugasan yang diberikan pemerintah kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor dalam bentuk program National Interest Account (NIA).

“Program PKE tersebut dalam rangka memperluas pasar ekspor industri, terutama ke pasar-pasar nontradisional. Misalnya, PKE gerbong penumpang dan gerbong barang kereta api PT INKA ke Bangladesh. Selain itu ada PKE pesawat PT Dirgantara Indonesia serta PKE ke kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah,” ucap Agus.

Melihat fakta tersebut, Agus optimis akan memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekspor produksi industri manufaktur nasional, Kemenperin sedang mengusulkan untuk menambah tiga Atase Perindustrian di Beijing, China, Seoul, Korea Selatan, dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Alhasil, Kemenperin telah memiliki tiga Atase Perindustrian di luar negeri, yakni di Tokyo Jepang, Brussel Belgia, dan Taipei, Taiwan. Tugas mereka di antaranya terkait dengan market dan industrial intelligent, promosi kawasan industri dan investasi, serta pemasaran produk industri.

Sehingga dalam hal ini Kemenperin berharap kepada para duta besar RI agar turut aktif berpartisipasi mengkampanyekan mengenai keikutsertaan Indonesia sebagai Official Partner Country pada ajang Hannover Messe 2020.

Selanjutnya, duta besar RI juga diharapkan dapat mendorong kehadiran pelaku industri yang potensial di negara masing-masing untuk turut hadir di Hannover Messe 2020 dan menjajaki peluang kolaborasi dengan partisipan eksibisi di Paviliun Indonesia.

“Ajang ini penting untuk Indonesia tidak hanya karena sebagai negara pertama di ASEAN yang menjadi Official Partner Country, tetapi juga mendukung upaya national branding atas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global,” papar Agus.

Disisi lain, Agus mengakui Kemenperin siap memasuki era industri 4.0 sekaligus merebut peluang untuk peningkatan investasi di sektor industri.

“Indonesia telah meluncurkan roadmap Making Indonesia 4.0 sebagai aspirasi untuk merevitalisasi industri manufaktur di Tanah Air. Inisiatif ini akan memanfaatkan teknologi industri 4.0 dalam perangkat utama produksinya guna memacu daya saing secara lebih efisien,” kata Agus.

Agus menyebutkan, pihaknya komit dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, khususnya bagi keberlangsungan sektor industri. “Misalnya dengan kemudahan izin usaha serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal,” jelas Agus.

Apalagi, lanjut Agus pemerintah saat ini memfasilitasi pemberian insentif super deduction tax untuk mendorong pelaku industri agar terlibat dalam pengembangan pendidikan vokasi dan kegiatan litbang. “Kami berharap peningkatan investasi ini guna memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri, terjadinya transfer teknologi, serta menghasilkan produk substitusi impor sekaligus memacu ekspor,” sebut Agus.

Lebih lanjut, Agus mengakui bahwa hal ini sudah sesuai tekad Presiden Joko Widodo pada periode keduanya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai program prioritasnya, Menperin menegaskan, pihaknya sudah proaktif melaksanakan berbagai program seperti peluncuran pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di berbagai daerah.

“Selain itu, mengadopsi dual system dalam pendidikan vokasi industri di seluruh unit pendidikan yang dimiliki Kementerian Perindustrian. Kami pun memfasilitasi pendirian politeknik dan akademi komunitas di kawasan industri, kemudian adanya pemberian sertifikasi kompetensi untuk pekerja industri, serta menyiapkan SDM industri dalam menghadapi era industri 4.0,” papar Agus.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…