Pemerintah Mendorong Koperasi untuk Menembus Pasar Ekspor

NERACA

Roma – Berbagai langkah dilakukan oleh Pemerintah untuk mendorong ekspor, termasuk diantaranya dengan mendorong koperasi tani dalam negeri dengan koperasi di luar negeri.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam kunjungan kerjanya di Roma, Italia, menyempatkan diri mengunjungi salah satu koperasi pertanian terbesar di Italia, Confagricoltura. Melihat hal tersebut pihakya mendorong koperasi pertanian dengan koperasi di luar negeri.

Kerja sama ini sebagai upaya mendorong ekspor komoditas pertanian. Fasilitasi akses pasar diharapkan memberi nilai lebih bagi ekspor sawit, kopi, dan produk rempah.

"Sistem manajemen koperasi pertanian italia yg mengintegrasikan seluruh aspek yg mencakup teknologi, pemenuhan standard internasional, ekonomi, sosial, dan bisnis dapat menjadi acuan bagi pengembangan koperasi indonesia," jelas Syahrul.

Lebih lanjut, Syahrul ingin kedua koperasi tersebut bersinergi untuk mendorong kegiatan ekspor. Adapun langkah untuk mendorong untuk bisa menembus pasar ekspor maka dilakukan pendampingan pada petani mulai dari budidaya hingga mampu menembus pasar ekspor, seperti melalui pemanfaatan pendanaan, asuransi, dan negosiasi dengan komunitas pembeli di luar negeri.

Tidak hanya itu, di Roma Kementan juga  melakukan penguatan kerjasama dan promosi pertanian.

"Kerjasama ini dalam budidaya, mekanisasi pertanian, pengelolaan sumber daya air, pendidikan dan pelatihan, penelitian, dan pengembangan kapasitas SDM” ucap Syahrul.

Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan keunggulan komoditas pertanian Indonesia, seperti sawit, karet, buah tropis, teh dan rempah-rempah. ATas dasar itulah Kementan mengundang investasi Italia di sektor pertanian dan peternakan di Indonesia.

“Saya sampaikan kepada Menteri Bellanova, produk Indonesia telah memenuhi standar Uni Eropa di bidang  kesehatan, dan fitosanitari SPS sehingga bisa di ekspor ke  pasar Eropa, termasuk Italia," jelas Syahrul.

Alhasil, kedua Menteri membahas ekspor sawit Indonesia. Produk sawit diketahui digunakan dalam industri makanan dan sebagai bahan bio-diesel di Italia. Menurut data ekspor sawit Indonesia ke Italia adalah sebesar US$ 570,2 juta, atau 29,7% dari total ekspor Indonesia ke Italia  (sebesar US$ 1,92 Milyar) dan 79,7% dari total ekspor pertanian Indonesia ke Italia (sebesar US$ 715,6 juta).

Menanggapi penjelasan pihak RI, Menteri Kementerian Pertanian, Pangan, dan Kehutanan Italia, Teresa Bellanova mengatakan dirinya dapat menerima penjelasan bahwa perkebunan sawit berperan dalam membuka lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani, menilai penandatangan MoU tersebut akan semakin memperkuat hubungan kedua negara dan dapat mendorong pembangunan sektor pertanian di Indonesia.

Sekedar catatan, Indonesia dan Italia memiliki hubungan yang telah terjalin sejak 1959, dan baru saja merayakan 70 tahun hubungan diplomatik pada 2019. Italia adalah mitra dagang terbesar ke-3 bagi Indonesia di antara negara-negara Uni Eropa. Dalam periode Januari-November 2019, Nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 3,17 Miliar.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengimbau koperasi terutama yang baru terbentuk untuk terjun dan menggarap sektor produksi.

“Koperasi yang baru harus mulai masuk ke sektor produksi unggulan,” kata Teten.

Tidak hanya itu,, Teten berharap koperasi, UMKM agar tumbuh juga harus masuk ke sektor komoditas termasuk sektor produksi dunia.

“Koperasi yang kuat adalah yang mengurus komoditas, misalnya koperasi susu terbesar di dunia adalah Fontera di New Zealand,” kata Teten.

Lenih lanjut, Teten berharap koperasi dan UMKM di tanah air juga diharapkan untuk memberikan kontribusi lebih besar bagi produk ekspor dan barang substitusi impor.

Koperasi misalnya bisa mulai menggarap bahan pangan, budidaya udang, perikanan tangkap, buah tropis, sektor teknik mesin olahan, perkebunan, sektor jasa, ikan laut, dan makanan dengan kuliner halal yang sedang menjadi tren.

Sebab, harus diakui pentingnya koperasi agar memiliki manajemen yang kuat dan dikelola secara profesional. Koperasi juga harus mulai menerapkan teknologi modern dalam sistem operasinya.

“Koperasi Simpan Pinjam sudah banyak yang menggunakan fintech, ini bagus dan memang tantangan,” ucap Teten.

Sehingga, menurut Teten ke depan, Pemerintah akan mendorong pengembangan koperasi dan UMKM dengan sistem klaster.

 

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…