Kemendag Dorong Produk Jambi ke Mancanegara

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimis dapat mendorong produk Jambi ke mancanegara. Hal ini lantaran produk-produk Jambi masih terbuka lebar di mancanegara.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mendorong ekspansi produk ekspor asal Jambi ke mancanegara dengan memanfaatkan berbagai program fasilitasi ekspor yang dimiliki kementeriannya.Salah satunya kopi, kayu manis, hingga timah.

“Kementerian Perdagangan memiliki banyak program fasilitasi ekspor, di antaranya program pelatihan ekspor dan impor, pelatihan desain produk, dan menggelar pertemuan dengan para pemangku kepentingan luar negeri,” kata Jerry mengutip ANTARA.

Selain itu, menurut Jerry ada juga atase perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center sebagai perwakilan di luar negeri yang siap membantu para pelaku usaha dari Jambi dalam memasuki pasar internasional, yang harus dapat dimanfaatkan untuk mendorong ekspor ke mancanegara.

“Provinsi Jambi memiliki beragam produk unggulan, mulai dari kopi, kayu manis, hingga timah. Namun sayangnya, produk-produk tersebut belum dipasarkan secara luas, konsumsinya sebatas di Provinsi Jambi saja. Ada juga yang dibeli pengusaha provinsi lain, tapi kemudian diberi merek dan dipasarkan dari provinsi lain tersebut,” jelas Jerry .

Sehingga dalam hal ini Jerry akan mengajak para pelaku usaha Jambi ikut serta dalam kunjungan kerja ke Hong Kong untuk menghadiri pembukaan Indonesian Chambers of Commerce pada Februari 2020.

Namun, menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi bahwa nilai ekspor asal Provinsi Jambi pada bulan April 2019 turun 60,79 persen dibanding bulan Maret 2019, yaitu dari US$ 261,05 juta menjadi US$ 102,36 juta. Penyebab utama turunnya ekspor Provinsi Jambi bulan April 2019 adalah penurunan yang cukup besar pada nilai ekspor komoditi minyak dan gas.

Kontribusi terbesar terhadap total ekspor di Jambi adalah ekspor kelompok Pertambangan yaitu sebesar 56,79 persen, diikuti Kelompok Industri sebesar 35,96 persen, dan Kelompok Pertanian sebesar 7,25 persen.

Lebih lanjut, bila dirinci menurut komoditi, Kelompok Industri didominasi oleh karet dan olahannya yang memberikan kontribusi mencapai 17,43 persen. Penyumbang kontribusi terbesar dari Kelompok Pertambangan yaitu migas yang mencapai 53,54 persen. Sedangkan dari Kelompok Pertanian, komoditi pinang memiliki sumbangan 6,05 persen.

Sebelumnya, Sekretaris Menteri Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan kendala tersebut antara lain lemahnya sumber daya manusia, kelembagaan petani, terbatasnya modal, kurangnya pendampingan dan inovasi teknologi, serta terbatasnya akses pasar.

Melihat hal tersebut maka diperlukan kerjasama antara pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Pemda) hingga peran swasta. Jika ketiga lini bisa bekerjasama bukan tidak mungkin akan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga eskpor.

“Ini penting agar petani kita menjadi lebih mandiri, tangguh dan mampu bersaing di pasar global,” saran Susiwijono. 

Sebab, menurut Susiwijono, pemerintah pun telah menyiapkan strategi untuk menjawab tantangan tersebut melalui integrasi sejumlah kebijakan, yang terdiri dari penyediaan lahan melalui optimalisasi kebijakan pemanfaatan lahan perhutanan Sosial, peningkatan produksi, mutu dan daya saing produk serta peningkatan akses pembiayaan petani melalui kredit usaha rakyat (KUR).

Tidak hanya itu, upaya lain yang telah disiapkan pemerintah adalah peningkatan akses pasar melalui e-commerce, dukungan logistik, pembangunan sarana prasarana atau infrastruktur transportasi dan dukungan dari sisi kebijakan tarif dan perdagangan internasional. Atas dasar itulah juga diperlukan komitmen dan dukungan Pemda.

“Dukungan Pemda berupa berupa penyediaan lahan, pembangunan infrastruktur pendukung, penguatan kelembagaan petani, akses pembiayaan, dan pendampingan kepada petani akan menjadi kunci keberhasilan program ini,” himbau Susiwijono.

Meski begitu, Susiwijono mengatakan bahwa dukungan Pemda juga harus harus didukung oleh Kementerian teknis terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.

Tapi,  jika dilihat secara global peningkatan ekspor pada bulan Desember 2019 disebabkan oleh tumbuhnya ekspor ekspor minyak dan gas (migas) sebesar 12,09% mom menjadi US$ 1,16 miliar dan ekspor non migas yang naik 3,10 persen mom menjadi US$ 13,31 miliar. Sedangkan ekspor komoditas pertanian pada bulan Desember 2019 naik 24,35 persen

“Bila dilihat dari sektoral, peningkatan tertinggi terjadi pada sektor pertanian dengan pertumbuhan 24,35 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 370 juta. Beberapa komoditas pertanian yang naik adalah ekspor buah-buahan tahunan, hasil hutan kayu, tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, serta mutiara hasil budidaya,” kata Kepala Bada Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.

Artinya, Suhariyanto mengakui, sektor pertanian tercatat penyumbang angka cukup besar selama periode Desember, yakni US$ 370 juta atau naik sebesar 24,35 persen. Kemudian, kenaikan juga dialami sektor lainya seperti migas, industri dan sektor pertambangan. Secara keseluruhan, total nilai yang ada mencapai USD 14,47 miliar.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…