Saham Minna Padi Masuk Pengawasan BEI

NERACA

Jakarta – Mempertimbangkan adanya penurunan harga saham di luar kebiasaan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) dalam kategori unusual market activity (UMA) atau saham yang masuk dalam pengawasan BEI. Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Pihak BEI menjelaskan, sehubungan dengan terjadinya unusual market activity atas saham PADI, perlu disampaikan bahwa BEI sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut. Oleh karena itu, BEI meminta investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa. Investor juga diharapkan mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya. 

BEI juga meminta investor mengkaji kembali rencana aksi korporasi emiten yang belum mendapat persetujuan pemegang saham dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi. Keterbukaan informasi terakhir PADI adalah laporan kepemilikan saham yang dipublikasikan pada 8 Januari 2020.

Pada Jumat (17/1), harga saham PADI turun 4,32% ke Rp 133 per saham. Ini adalah harga terendah saham PADI sejak September 2015. Harga saham PADI berada dalam tren turun sejak akhir Oktober 2019 lalu. Harga saham PADI sudah turun 81,27% sejak akhir Oktober.

Di kuartal tiga 2019, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk mencatat penurunan laba bersih menjadi Rp7,47 miliar. Perolehan tersebut anjlok 85,76% dari laba bersih Rp52,49 miliar tahun sebelumnya. Perseroan menjelaskan, perolehan laba bersih tersebut lantaran adanya penurunan pendapatan usaha menjadi Rp21,35 miliar hingga periode 30 September 2019 dari pendapatan usaha Rp27,37 miliar di periode sama tahun sebelumnya.

Sementara, beban usaha turun menjadi Rp18,71 miliar dari Rp20,28 miliar dan laba usaha turun menjadi Rp2,65 miliar dibandingkan laba usaha tahun sebelumnya yang Rp7,09 miliar. Penurunan tajam penghasilan lain-lain neto menjadi Rp4,81 miliar dari Rp45,13 miliar terutama karena tidak tercatatnya keuntungan penjualan aset tetap pada periode ini usai tercatat meraih keuntungan penjualan aset Rp39,61 miliar tahun sebelumnya membuat laba sebelum pajak penghasilan turun menjadi Rp7,46 miliar dari laba Rp52,23 miliar tahun sebelumnya.

Adapun total aset perseroan mencapai Rp593,68 miliar hingga 30 September 2019 naik dari total aset Rp543,33 miliar hingga periode 31 Desember 2018.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…