NERACA
Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Diamond Food Indonesia Tbk akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan melepaskan 100 juta unit saham. Perusahaan yang terkenal dengan merek dagang es krim Diamond ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan kode saham (ticker) DMND.
Dalam prospektus ringkasnya di Jakarta, kemarin, perseroan mempercayakan Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek dalam IPO. DMND melepaskan 100 juta saham anyar dengan nilai nominal saham Rp 25. Adapun harga penawaran saham Diamond sebesar Rp 915 per saham. Pasa penawaran umum saham Diamond akan dilakukan pada 15 Januari-16 Januari 2020.
Selain itu, Diamond Food juga bakal melaksanakan program alokasi saham karyawan atau employee stock allocation (ESA) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 7,31 juta saham atau 7,31% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana. Selain IPO, Diamon Food akan menerbitkan saham baru kepada Anderson Investments Pte. Ltd. (Anderson) dalam rangka pelaksanaan convertible bond yang diterbitkan berdasarkan Convertible Bonds Subscription Agreement (CBSA) tertanggal 11 Juli 2019.
Saham baru yang bakal diterbitkan dalam obligasi konversi ini sebanyak 1,15 miliar lembar saham biasa atas nama atau sebesar 12,23% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Diamond setelah penawaran umum perdana saham dan konversi convertible bond Anderson. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, IGD N Yetna Setia pernah bilang, perusahaan ini merupakan holding usaha dari PT Diamond Cold Storage. Perusahaan ini menggunakan laporan keuangan Juli 2019 dalam aksi korporasinya kali ini.
Disampaikanna, perusahaan ini masuk dalam sektor consumer goods industry bersama dengan dua rekan satu sektornya yakni PT Morenzo Abadi Perkasa dan PT Era Mandiri Cemerlang yang juga bakal menggelar IPO. Kata Nyoman Yetna, pihaknya juga sudah mengantongi 27 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline untuk melakukan IPO. Masuk pipeline artinya perusahaan itu sudah menyampaikan dokumen persyaratan IPO dan sedang diproses oleh bursa.”Pipeline itu yang sudah submit dokumen dan proses, artinya sudah di tangan kita. Bukan hanya dengar-dengar atau diskusi,”ujarnya.
Menurutnya, sekitar 40% dari daftar 27 perusahaan itu merupakan kelas besar dengan aset di atas Rp250 miliar. Adapun, perusahaan kelas menengah dan kecil berkontribusi masing-masing 30%. Perusahaan kelas menengah dan kecil tersebut nantinya akan masuk ke papan pengembangan, bukan papan akselerasi. Sektor industri calon emiten itu cukup merata, yakni mencakup perkebunan, consumer goods, properti, finansial, perdagangan, dan investasi.
Beberapa di antaranya sudah melakukan mini expose di BEI. Nyoman menambahkan pihaknya masih membantu proses perusahaan-perusahaan lainnya yang ingin melakukan IPO, termasuk perusahaan rintisan dan UMKM.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…