Mengenal Kanker Kelenjar Getah Bening

Begitu banyak jenis kanker yang bisa saja menyerang kekebalan tubuh Anda. Salah satunya adalah kanker kelenjar getah bening, yang Kanker ini termasuk jenis kanker ganas yang menyerang sistem limfatik atau pertahanan tubuh. Secara garis besar, kanker ini dibedakan menjadi dua tipe, di antaranya limfoma non-Hodgkin dan limfoma Hodgkin. Limfoma non-Hodgkin merupakan yang paling sering menyerang usia dewasa.

Ahli penyakit dalam RS Awal Bros Tangerang, Diah Ari Safitri menjelaskan, keluhan awal yang timbul pada limfoma umumnya berupa benjolan pada daerah kelenjar getah bening dan tidak menimbulkan rasa nyeri. "Kelenjar getah bening berada di seluruh tubuh kita dan bergabung dalam sistem limfatik bersama dengan tonsil, limpa, dan timus," ujar Diah, dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (7/1).

Sama seperti yang lainnya, limfoma dibagi menjadi empat stadium. Pada stadium pertama, sel kanker hanya mengenai satu area kelenjar getah bening. Jika ada dua atau lebih area kelenjar pada satu sisi diafragma yang terkena, maka kanker memasuki stadium dua.

Sementara pada stadium tiga, kanker terdapat pada kelenjar getah bening di kedua sisi diafragma. Terakhir adalah penyebaran ke seluruh tubuh hingga organ di luar kelenjar getah bening (hati, tulang, paru) yang menandakan stadium empat kanker.

Terapi dan Penanganan yang Tepat

Terapi kanker kelenjar getah bening ditentukan berdasarkan faktor penyakit, kondisi pasien, dan ketersediaan obat. Pada faktor penyakit, jenis dan subtipe limfoma menentukan jenis pengobatan. "Ahli patologi yang dapat membedakan jenis limfoma berdasarkan biopsi jaringan," kata Diah.Sementara faktor penderita meliputi umur, penyakit penyerta lain, serta kondisi pasien secara umum.

Terapi pada limfoma dapat meliputi pengobatan tunggal atau kombinasi dengan radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi. Kemoterapi merupakan salah satu terapi utama pada setiap jenis kanker, termasuk limfoma. "Tujuan dari pemberian kemoterapi pada kanker kelenjar getah bening adalah untuk menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker," jelas Diah. Efek kemoterapi sendiri biasanya tergantung pada dosis serta jenis obat yang digunakan.

Pada limfoma non-Hodgkin, kemoterapi dilakukan setiap 21 hari dan diulang sebanyak enam kali. Evaluasi kemoterapi dilakukan untuk menilai keberhasilan pengobatan. Sebelum dilakukan kemoterapi, umumnya pasien diharus menjalani pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk memastikan kondisi pasien.

Sekedar informasi, Metastasis adalah penyebaran sel kanker ke bagian tubuh yang berbeda dari tempat semua. Pada kasus Ria, kanker bermetastasis dari dinding rahim ke kelenjar getah bening pada 2014 dan paru hingga otak pada 2019. Metastasis paling umum berkembang saat sel kanker keluar dari tumor pertama/utama dan memasuki aliran darah atau sistem limfatik.

Melalui sistem yang membawa cairan ke seluruh tubuh itu, sel kanker ikut menyebar. Sel kanker dapat berhenti dan menetap di bagian tubuh lain dan membentuk tumor baru. Metastasis juga dapat terjadi saat sel kanker dari tumor utama, biasanya di rongga perut, pecah dan tumbuh di daerah terdekat seperti hati, paru-paru, atau tulang. Kanker dapat menjalar ke hampir setiap bagian tubuh. Beberapa jenis kanker cenderung menyebar ke bagian tubuh tertentu. Misalnya, kanker payudara yang cenderung menyebar ke tulang, hati, paru-paru, dinding dada, dan otak.

American Society of Clinical Oncology (ASCO) menjelaskan semua jenis kanker dapat menyebar. Adapun beberapa faktor yang dapat memicu penyebaran di antaranya jenis kanker, kecepatan bertumbuhnya sel kanker, dan perilaku sel kanker.

Kanker yang sudah menyebar diberi nama yang sama dengan kanker aslinya. Contoh, kanker payudara yang menyebar ke hati disebut kanker payudara metastasis, bukan kanker hati. Pengobatan kanker metastasis juga bergantung pada beberapa hal, yakni: tempat awal kanker berkembang, penyebaran kanker, usia, dan kondisi kesehatan pasien. Dokter akan menentukan pengobatan yang tepat setelah melakukan sejumlah pengujian dan pemeriksaan.

BERITA TERKAIT

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

Mengatur Pola Makan Pasca Lebaran, Simak Tipsnya

  Makan makanan ini di Hari Lebaran sebenarnya enak, tapi ingat jangan berlebihan, ya! Pasalnya, mengonsumsi santan dan makanan berlemak…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

Mengatur Pola Makan Pasca Lebaran, Simak Tipsnya

  Makan makanan ini di Hari Lebaran sebenarnya enak, tapi ingat jangan berlebihan, ya! Pasalnya, mengonsumsi santan dan makanan berlemak…