Kim Terpilh Jadi Presiden Bank Dunia

NERACA

Washington---Bank Dunia memilih dokter Jim Yong Kim, seorang Amerika keturunan Korea sebagai pemimpin berikutnya pada Senin, dalam sebuah keputusan yang mengejutkan meskipun untuk pertama kalinya calon AS mendapat penantang lain untuk presiden Bank Dunia.

Dewan Direksi Bank memilih Kim 52 tahun, seorang ahli kesehatan dan pendidik AS ketimbang Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala di tengah meningkatnya tekanan dari negara-negara berkembang bahwa pemberi pinjaman pembangunan besar itu perlu reorientasi di bawah salah satu dari mereka sendiri.

Kim, presiden Ivy League, universitas Dartmouth College, akan menggantikan presiden Robert Zoellick, seorang mantan diplomat AS yang mengakhiri masa jabatan lima tahunnya pada Juni.

Direksi Bank menyatakan "penghargaan yang mendalam" untuk Kim, Okonjo-Iweala dan calon ketiga, ekonom Kolombia Jose Antonio Ocampo, yang menarik diri dari perlombaan pada Jumat. "Mereka para kandidat yang memperkaya diskusi tentang peran presiden dan arah masa depan Kelompok Bank Dunia," kata Bank dalam sebuah pernyataan.

"Para nominator akhir mendapat dukungan dari negara anggota yang berbeda, yang mencerminkan kaliber tinggi dari calon." Pencalonan Kim oleh AS, mematahkan pola 11 bankir Amerika dan diplomat yang datang sebelum dia, mengejutkan banyak pihak, karena ia sedikit dikenal di luar kalangan kesehatan global dan tidak memiliki latar belakang dalam pengembangan ekonomi.

Posisi ini penting bagi banyak negara berkembang. Presiden mengawasi staf 9.000 ekonom dan spesialis kebijakan, serta portofolio pinjaman untuk proyek-proyek pembangunan yang mencapai 258 miliar dolar AS pada 2011.

Pengangkatan Kim kelahiran Korea Selatan, bukanlah seorang bankir atau ekonom. Sebaliknya, ia memiliki gelar dari Harvard dalam bidang kedokteran dan antropologi, dan catatan kuat dalam mengembangkan program untuk melawan penyakit seperti HIV/AIDS dan TBC di negara miskin.

Dalam pernyataan dari Lima, Peru, Senin, ia berjanji untuk "mencari keselarasan baru dari Kelompok Bank Dunia dengan dunia yang berubah dengan cepat." "Di sinilah di kota kumuh di Lima saya mempelajari bagaimana ketidakadilan dan penghinaan mungkin bersekongkol untuk menghancurkan kehidupan dan harapan orang miskin," katanya.

"Di sinilah saya melihat bagaimana masyarakat berjuang untuk mencapai kesejahteraan karena kurangnya infrastruktur dan pelayanan dasar Dan di sinilah saya belajar bahwa kita bisa meraih kemenangan di atas kesulitan dengan memberdayakan masyarakat miskin dan berfokus pada hasil." Terangnya.

 Bank telah sering cenderung memprioritaskan kepentingan perusahaan, dan secara historis Amerika Serikat telah menggunakan Bank untuk mempromosikan agenda politik dan ekonominya sendiri. "Ada sedikit keraguan tentang terpilihnya Kim. Berdasarkan perjanjian lama Washington telah memilih kepala Bank Dunia sementara Eropa telah memegang kendali yang memimpin lembaga saudaranya, Dana Moneter International. **cahyo

.

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…