Turis diimbau tidak merayakan pergantian tahun dengan mengunjungi objek wisata 'Negeri di Atas Awan' di Desa Citorek, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak guna mengantisipasi terjadi bencana longsor sehubungan curah hujan di daerah itu yang meningkat. Objek wisata Negeri di Atas Awan berupa tebing dengan pemandangan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Dari tebing ini turis bisa berfoto dan menikmati udara segar. Gulungan awan yang melewati Gunung Luhur bakal membuat tebing bak Negeri di Atas Awan.

Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, dalam keterangan resminya yang dikutip dari Antara menjelaskan bahwa penutupan dilakukan demi keselamatan turis. Ditambah lagi belum lama ini kawasan Gunung Luhur diterjang banjir bandang.

Kepolisian Banten telah menerjunkan puluhan personel untuk menjaga lintasan menuju Citorek agar tidak ada turis yang nekat merayakan pergantian Tahun Baru di objek wisata tersebut. Fenomena langit berupa gulungan awan di Gunung Luhur biasanya terjadi saat pagi hari, mulai pukul 05.00 hingga 08.00.

Dari Jakarta, Gunung Luhur bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang lebih tiga jam perjalanan. Rute perjalanannya Rangkasbitung-Cipanas-Lebak Gedong-Citorek. Saat cuaca sedang bersahabat, turis diizinkan mendirikan tenda untuk bermalam. Tentu saja kegiatan ini dipungut biaya tambahan oleh pengelola Gunung Luhur.

Selain di Gunung Luhur, fenomena unik ini juga bisa dinikmati di Desa Argosari (Kecamatan Lumajang), puncak Bukit Widoro (di Dusun Banyon, Desa Widoro), Kecamatan Gandusari (Kabupaten Trenggalek), serta kawasan Pegunungan Dieng. Salah satu tips menjaga keselamatan saat wisata di tebing ialah dengan tidak mengunjunginya saat hujan dan setelah hujan.

Dalam dua masa tersebut, ancaman longsor sangat mungkin terjadi, karena tanah bakal berubah menjadi lebih empuk dan tidak mampu menahan beban di atasnya.