Kisruh Industri Reksadana - Pelaku Manajer Investasi Menaruh Asa 2020

NERACA

Jakarta – Kisruh industri reksadana yang merugikan investor dari beberapa perusahaan manajer investasi memberikan dampak buruk terhadap kinerja industri reksadana di akhir tahun. Namun demikian para pelaku masih menaruh asa di tahun depan masih mampu mencatatkan kinerja yang positif.

Tengok saja, Avrist Asset Management menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) dapat tumbuh lebih dari 60% pada 2020. “AUM sampai akhir 2019 sepertinya stagnan di sana. Tahun depan saya kira akan lebih banyak karena return investasi lebih tinggi dibandingkan produk perbankan,”kata Direktur Utama Avrist Asset Management, Hanif Mantiq di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, pihaknya memasang target pertumbuhan dana kelolaan yang cukup optimistis pada 2020 mencapai lebih dari 60%. Saat ini, dana kelolaan Avrist AM senilai Rp5,1 triliun mendekati target 2019 senilai Rp5,5 triliun. Apabila terealisasi, dana kelolaan pada tahun depan dipatok pada level Rp8,8 triliun.

Dirinya menjelaskan bahwa setahun terakhir investor telah banyak masuk di reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang karena menwarkan imbal hasil yang lebih menarik ketimbang deposito. Adapun, hal itu juga ditopang oleh tren pemangkasan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia. Suku bunga rendah membuat pasar surat utang bergairah dan imbal hasil reksa dana pasar uang bersaing.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan AUM juga akan dilakukan perseroan dengan menerbitan beberapa produk baru. Saat ini di dalam pipeline penerbitan produk baru Avrist AM, sudah ada produk reksa dana pasar uang berdenominasi dolar AS yang masih dalam proses di Otoritas Jasa Keuangan.”USD Money Market masih di OJK. Baru satu, mudah-mudahan kalau keluar izin tahun ini segera diluncurkan. Kalau tidak, ya Januari. Kami kan baru, jadi lebih banyak mengisi fund yang belum ada,” jelas Hanif.

Sementara PT Sucor Asset Management masih mampu mempertahankan kinerjanya. Bahkan, selama tahun 2019, AUM perusahaan melonjak hampir dua kali lipat. "Alhamdulilah, meski ada beberapa isu negatif di industri ini, perkembangan kinerja reksa sana kami masih cukup baik. AUM Sucor meningkat, dari Rp 5,7 triliun awal tahun menjadi Rp 11,7 triliun per Desember," kata Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana seperti dikutip investor.

Belakangan, industri reksa dana memang diterpa isu tidak sedap, yang cukup mengganggu perkembangan industri ini. Ada kasus gagal bayar PT Narada Aset Manajpemen yang berujung pada sanksi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berupa penghentian penjualan (suspensi) dua reksa dana Narada. Ada kasus Minna Padi yang terkena sanksi berupa 6 reksa dananya. Kasus Minna Padi paling menghebohkan karena nilainya cukup besar, mencapai Rp 6 triliun.

Berikutnya, ada lagi kasus reksa dana Pratama dan diperkirakan masih ada lagi kasus lain yang belum terungkap. Kasus di industri reksa dana itu antara lain dipicu adanya manajer investasi yang menawarkan reksa dana saham dengan imbal hasil yang telah ditetapkan di depan (fixed). Reksa dana ini diperkirakan sebagian underlying asset-nya berupa saham gorengan. Nah, ketika harga saham gorengan itu jatuh dan terjadi redemption, manajer investasi juga ikut menjual saham-saham big caps yang menjadi underlying asset. Inilah yang memicu kejatuhan indeks harga saham.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…