Investor Tak Terpengaruh Prediksi Ekonomi RI

 

Oleh: Dr. Lana Soeliastiningsih MA

Ekonom Universitas Indonesia

Masing-masing lembaga rating internasional mempunyai kriteria dalam menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami tidak mengetahui apa saja kriteria yang digunakan oleh Moody's Investor Service (Moody's). Apa yang  membuat asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5 persen.

Beberapa lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia masih konsisten dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1 persen pada tahun ini, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia masih akan tumbuh 5,2 persen, Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan sebesar 5,3 persen. Riset Samuel Aset Manajemen  memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5,09 persen.

Moodys terlalu pesimistis dalam melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga mungkin mempunyai indikator yang berbeda dalam penilaian, lebih banyak menggunakan indikator defisit transaksi berjalan yang besar sehingga impor harus ditekan sedemikian rupa sehingga perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat tajam. Yang disebutkan hanya angka.

Mengenai pengaruh perang dagang antara AS dan China yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Bank Dunia, IMF dan ADB  juga memasukkan hal itu.

Memasukkan faktor perang dagang AS dan China dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi sudah lazim dilakukan semua lembaga, tidak ada yang baru, kecuali Moodys memasukkan hal baru di dalam perhitungkan tingkat pertumbuhan.

Seandainya tidak memperhitungkan ekspor dan memasukkan faktor impor seperti saat ini, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5 persen dengan  hanya konsumsi rumah tangga. Apalagi ke depan, seperti disampaikan Presiden Joko Widodo, pemerintah akan merealisasikan Omnibus Law.

Jika Omnibus Law bisa direalisasi maka investasi bisa membantu konsumsi rumah tangga. Investasi dan konsumsi rumah tangga jika digabungkan maka nilainya mencapai 89 persen sendiri. Memang ada perlambatan investasi karena adanya isu politik, sehingga investor bersikap wait and see. Semoga tahun depan tidak ada lagi isu politik.

Tanpa isu politik, investasi masih bisa membantu pertumbuhan ekonomi seperti pada tahun 2018. Hanya pada 2019 yang mengalami penurunan. Jika konsumsi rumah tangga dan investasi berjalan baik maka pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa menembus 5,1 persen, walaupun belum akan mencapai 5,2 persen.

Perkiraan Moodys mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 3 tahun ke depan tidak akan mempengaruhi penilaian investor terhadap Indonesia karena prediksi tersebut sudah keluar beberapa waktu sebelumnya. Tidak ada respon negatif. (W)

 

BERITA TERKAIT

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…

Tantangan APBN Paska Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kebijakan Satu Peta

 Oleh: Susiwijono Moegiarso Plt. Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Percepatan pelaksanaan Kebijakan Satu Peta atau…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…

Tantangan APBN Paska Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kebijakan Satu Peta

 Oleh: Susiwijono Moegiarso Plt. Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Percepatan pelaksanaan Kebijakan Satu Peta atau…