Ekspor Japfa Tembus Rp500 miliar

NERACA

Jakarta – terus berkembangan iindustri peternakan dalam negeri dibuktikan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) Tbk nilai ekspor sepanjang 2019 menembus Rp500 miliar.

Komisaris Utama PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Ito Sumardi menjelaskan nilai nominal ekspor hari ini adalah merupakan bagian dari ekspor selama tahun 2019 sebesar Rp 506,200 miliar. PT. Japfa senantiasa berkomitmen mendukung upaya pemerintah memenuhi kebutuhan protein hewani di dalam negeri maupun meningkatkan ekspor sesuai dengan harapan Presiden Jokowi. Selain itu, juga memberdayakan peran serta masyarakat baik dalam bentuk kemitraan maupun bekerja sama dalam bentuk usaha mandiri.

"Kegiatan ekspor hari ini merupakan wujud komitmen untuk meningkatkan ekspor. Meskipun dihadapkan berbagai kendalai teknis, kamis selalu konsisten mematuhi segala ketentuan dan kebijakan pemerintah di bidang pertanian maupun perdagangan," kata Ito.

Terkait kebijakan pemerintah saat ini, Ito menegaskan pihaknya siap berkontribusi secara optimal di dalam pelaksanaanya guna meningkatkan ekspor pangan Indonesia yang mampu berdaya saing dengan negara-negara lain. Namun demikian unsur utama dalam keberhasilan ekspor yakni harga yang kompetitif, kebutuhan lasar luar negeri yang memadai, kualitas dan ketersediaan produk, tentu sangat tergantung dari ketersediaan bahan baku utama dan kebijakan pemerintah.

"Kondisi memburuknya harga ayam hidup antara lain disebabkan oleh over supply akan dapat dikonversikan sebagai produk ekspor dengan difasilitasi oleh kementerian terkait," terang Ito.

"Kami yakin dan percaya, melalui Kabinet Indonesia Maju saat ini akan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi kendala kurang optimalnya ekspor pangan saat ini dan memberikan solusi yang komprehensif sehingga harapan Bapak Presiden Jokowi untuk meningkatkan ekspor secara signifikan terwujud," tambah Ito.

Deputy COO Poultry Division Japfa Harwanto menambahkan berbagai produk Japfa sudah diterima di pasar mancanegara, mulai dari produk perunggasan hingga produk budidaya ikan air tawar atau aquaculture. Diantaranya negara-negara di Amerika, Afrika, Asia, dan Eropa.

"Kami optimistis bahwa kami siap dan mampu untuk melebarkan sayap ke pasar internasional, dan akan terus melakukan upaya peningkatan mutu dan layanan kami untuk membuka peluang yang lebih luas lagi di pasar global," ungkap Harwanto.

Terbukti, Herwanto mengatakan jika dibandingkan dengan 2018, Japfa mengalami pertumbuhan ekspor sebesar 53%. Pertumbuhan itu sejalan dengan upaya promosi JPFA dengan mengikuti berbagai macam expo internasional, seperti di Malaysia, Qatar, dan China.

Sehingga di penghujung tahun 2019 ini Japfa kembali mengirimkan produk perunggasan ke Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Menurut Harwanto kerja sama antara Japfa dan RDTL sudah terjalin sejak pertengahan 2019.

"Produk yang dikirimkan berupa karkas dan produk ayam olahan, bermerk dagang Best Chicken dan Tora Duo. Dengan dikirimkannya kembali produk-produk JAPFA ke RDTL, artinya produk JAPFA dapat bersaing dan diterima baik di pasar RDTL," ungkap Herwanto.

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan, Kementerian Pertanian (Kementan) Hewan I Ketut Diarmita menyebutkan volume ekspor peternakan pada 2018 sebesar USD 640,17 juta setara Rp. 9,05 trilyun atau meningkat 2,42% dibanding tahun 2017 yang sebesar USD 625,14 juta setara Rp. 8,83 trilyun. Melansir data Statistik Peternakan tahun 2018, populasi ayam ras pedaging (broiler) mencapai 3,14 milyar ekor, ayam ras petelur (layer) mencapai 261,93 juta ekor dan ayam bukan ras (buras) mencapai 300,98 juta ekor.

"Karena itu, kegiatan ekspor seperti ini harus terus didorong sehingga lonjakan ekspor harus tiga kali lipat dari kondisi ekspor saat ini," ujar I Ketut.

I Ketut menambahkan, Kementan terus mendorong pelaku usaha perunggasan untuk melakukan industrialisasi perunggasan nasional. Tujuannya adalah agar mampu melakukan ekspor dan bersaing di perdagangan global.

“Momen pelepasan ekspor komoditas peternakan ini dapat memotivasi pelaku usaha lain dalam berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas peternakan lainnya melalui peningkatan kualitas produksi dan promosi ke negara lain,” tutur I Ketut.

 

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…