Tutup Tahun 2019 - BEI Optimis Realisasi IPO Capai 70 Emiten

NERACA

Jakarta – Menjelang tutup tahun yang tinggal menghitung hari, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) begitu percaya diri jumlah perusahaan yang mencatatkan saham di pasar modal sepanjang 2019 sekitar 65-70 emiten atau melampaui pencatatan di sepanjang 2018 sebanyak 57 emiten.”Saat ini yang tercatat di pipeline kami, perusahaan yang akan mencatatkan saham di Bursa sebanyak 33 perusahaan," kata Direktur BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia di Jakarta, kemarin.

Nyoman menyebutkan, sebanyak 16 perusahaan dari 33 calon emiten tersebut akan mencatatkan saham di Kuartal IV-2019. Selain itu, sebanyak 17 perusahaan akan mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada tahun depan. Sedangkan, sebanyak 16 perusahaan sedang menunggu listing date.

Dia menjelaskan, realisasi pencatatan emiten di 2019 sebanyak 49 perusahaan, setelah pada 2 Desember lalu PT Asia Sejahtera Mina Tbk ( AGAR ) mencatatkan saham di BEI. Apalagi, PT Ifishdeco Tbk (IFSH) akan mencatatkan saham di BEI pada Kamis, 5 Desember 2019, sedangkan pencatatan perdana saham REAL pada Jumat, 6 Desember 2019. "Tidak tertutup kemungkinan calon emiten yang akan mencatatkan saham pada 2020, bisa mencatatkan sahamnya pada tahun ini," ujar Nyoman.

Nyoman berharap, pertambahan jumlah emiten baru di pengujung 2019 ini tidak hanya sebanyak 16 perusahaan. "Sebelum pekan keempat Desember ini sudah ada listing date. Jadi, kami bisa melampaui tahun lalu yang sebanyak 57 emiten baru. Sekitar 65-70 emiten baru yang masuk ke Bursa pada tahun ini,"ungkapnya.

Ditengah optimisnya target IPO tahun ini melampaui pencapaian di tahun lalu, BEI mengakui saat ini beberapa perusahaan sekuritas menahan transaksi di beberapa saham di luar kategoris saham berkapitalisasi pasar besar alias big cap. Perusahaan sekuritas Anggota Bursa (AB) saat ini dinilai masih cukup berhati-hati dalam melakukan transaksi saham menyusul banyaknya reksa dana yang dibubarkan beberapa waktu lalu.

Kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo, transaksi yang lebih hati-hati banyak dilakukan broker di saham-saham second liner (lapis kedua) dan third liner (lapis ketiga). "Kalau kita lihat untuk saham LQ45 itu transaksi hariannya masih stabil. Jadi memang ada saham-saham kecil yang berpengaruh juga. Mungkin itu karena para pihak dalam hal ini broker lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi,"ujarnya.

Tertahannya transaksi dari para broker ini berdampak pada kondisi pasar yang kurang bergairah selama beberapa waktu terakhir. Sepanjang November lalu saja nilai transaksi harian hanya mencapai Rp Rp 7,4 triliun. Rerata nilai transaksi itu melorot 21,71% dari rerata transaksi 10 bulan pertama tahun ini Rp 9,46 triliun/hari dan bahkan masih di bawah rerata nilai transaksi tahun lalu Rp 8,5 triliun/hari dan rerata transaksi 2017 Rp 7,6 triliun/hari.

Selain itu, tidak tertutup kemungkinan nilai transaksi harian ini disebabkan karena kondisi global yang dinilai belum memberikan sentimen positif untuk kembali masuk ke pasar saham.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…