Industri Petrokimia Indonesia Menuju ke Arah Rendah Emisi Karbon dan Digitalisasi
NERACA
Jakarta - Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia ( INAPLAS) bersama dengan thyssenkrupp, penyedia teknologi terkemuka dari Jerman dan Landesbank Baden-Württemberg (LBBW), salah satu bank terbesar di Jerman, mengadakan seminar sehari di Jakarta, dengan fokus pada investasi iklim di industri petrokimia Indonesia, dekarbonisasi dalam produksi dan digitalisasi di sektor kimia dan petrokimia.
“Teknologi di sektor petrokimia terus berkembang dan dapat membantu dari sisi pelaku industri agar lebih efisien dalam beroperasi sekaligus mengurangi emisi karbon yang dihasilkan,” kata Direktur Promosi dan Bisnis INAPLAS, Donny Syarief di Jakarta, Kamis (21/11),
“Kami menyambut gembira kolaborasi pertukaran pengetahuan ini dengan thyssenkrupp, sebagai penyedia teknologi kimia terkemuka dan LBBW sebagai lembaga keuangan yang ingin memperluas dukungannya ke sektor petrokimia di Indonesia,” tambah Donny.
Sektor Industri di Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan ganda, meningkatnya permintaan dan kebutuhan energi juga diiringi dengan tuntutan untuk mengurangi emisi karbon secara siginifikan.”Ada banyak cara agar mencapai target emisi karbon yang rendah, namun pendekatan dan solusi khusus untuk pengurangan yang efektif hanya dapat diimplementasikan melalui jaringan lintas industri. Selanjutnya dengan mengaplikasikan alat digital yang canggih ini, pelaku industri dapat mengoptimalkan kualitas produk dan mengurangi OPEX,” kata Dr Reza Poorvash, CEO thyssenkrupp Indonesia.
Menurut Kepala Perwakilan LBBW di Indonesia, Leonard Anilaputra Eggert, pihaknya menganggap Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan yang paling menarik di dunia. Oleh karena itu, kami membuka kantor perwakilan baru di Jakarta pada bulan September 2019 dengan membentuk Badan Kredit Ekspor untuk pembiayaan keuangan. LBBW berharap mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia dan mendukung pertumbuhan industri petrokimia khususnya dalam negeri dengan menawarkan pinjaman jangka panjang dengan harga yang kompetitif kepada perusahaan Indonesia untuk pembelian dari perusahaan teknologi seperti thyssenkrupp.
Industri petrokimia adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bersama dengan industri manufakturing diproyeksikan oleh Center of Reform on Economics (CORE) tumbuh sebesar 4-5% pada tahun 2020 dan hanya satu persen di bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 5%. Tahun 2019 terlihat pertumbuhan investasi di sektor petrokimia berskala besar yang didukung oleh insentif fiskal ditempatkan oleh pemerintah untuk membantu meningkatkan investasi. Adopsi teknologi rendah emisi karbon dan digitalisasi (atau disebut Industri 4.0 oleh Kementerian Perindustrian) oleh pelaku industri petrokimia domestik menjadi bagian yang penting untuk memastikan efisiensi operasional dan masa depan yang lebih bersih.
Asosiasi Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS) adalah satu-satunya asosiasi bisnis di sektor petrokimia hulu. Terdiri lebih dari empat puluh perusahaan petrokimia di Indonesia, INAPLAS membantu membentuk sektor petrokimia Indonesia sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mohar/Iwan
NERACA Jakarta - PT Honda Power Products Indonesia (HPPI) sebagai produsen mesin serbaguna Honda (Honda Power Products) mengingatkan adanya indikasi…
NERACA Jakarta - Mendekati batas waktu pendaftaran Calon Ketua PWI DKI Jakarta periode 2024-2029 yang berakhir pada 31 Maret 2024,…
NERACA Jakarta – Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mampu mengantarkan Indonesia meraih prestasi di All England Open 2024. Indonesia…
NERACA Jakarta - PT Honda Power Products Indonesia (HPPI) sebagai produsen mesin serbaguna Honda (Honda Power Products) mengingatkan adanya indikasi…
NERACA Jakarta - Mendekati batas waktu pendaftaran Calon Ketua PWI DKI Jakarta periode 2024-2029 yang berakhir pada 31 Maret 2024,…
NERACA Jakarta – Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mampu mengantarkan Indonesia meraih prestasi di All England Open 2024. Indonesia…