Aksi Korporasi Indosat Ooredoo - Pemegang Saham Setujui Penjualan Menara

NERACA

Jakarta –Hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) menyetujui rencana transaksi penjualan 3.100 menara senilai Rp 6,39 triliun. Ahmad Al-Neama, President Director & CEO Indosat Ooredoo dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, Indosat Ooredoo telah mendapatkan persetujuan atas rencana transaksi penjualan sebagian aset perseroan dan penyewaan kembali yang merupakan transaksi material.

Secara rinci, Indosat Ooredoo menyelesaikan transaksi penjualan 2.100 menara telekomunikasi kepada PT Mitratel dan 1000 menara kepada PT Protelindo. Total nilai transaksi penjualan tersebut mencapai Rp 6,39 triliun.Dalam prospektus yang disampaikan manajamen Indosat sebelumnya, inisiasi penjualan aset ini sejalan dengan rencana investasi yang cukup signifikan pada tahun 2018-2019. Nilai rencana transaksi Rp 6,39 triliun setara 54,30% ekuitas perseroan mengacu laporan keuangan Juni 2019.

Transaksi ini akan meningkatkan likuiditas dan solvabilitas perseroan dan meningkatkan kemampuan pinjaman perseroan. Menurut Ahmad Al Neama, transaksi ini memungkinkan Indosat Ooredoo untuk mempercepat pelaksanaan strategi bisnis perseroan. Seperti dikutip dari data pendapat kewajaran penilai independen Martokoesoemo, Pakpahan dan Rekan yang terlampir dalam keterbukaan informasi, Kamis (21/11), terdapat proyeksi kinerja ISAT pada 2019 sebelum dan setelah melakukan penjualan menara.

Pascapenjualan menara, penilai independen tersebut menuliskan proyeksi kinerja operator berwarna kuning dari sisi laba bersih. Sebelum melakukan penjualan menara, ISAT menanggung rugi Rp320 miliar dan diproyeksi berubah menjadi laba sebesar Rp2,11 triliun. Selain itu, liabilitas jangka panjang juga diestimasi mengalami penurunan setelah pelepasan menara dilakukan. Setelah transaksi, ISAT memiliki liabilitas jangka panjang sebesar Rp22,49 triliun atau turun 15,9% dari proyeksi sebelum menjual menara yakni Rp26,73 triliun.

Adapun, kontributor terbesar berasal dari utang jangka panjang sebesar Rp12,13 triliun atau turun 33,48% dari Rp18,23 triliun dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya. Kas dari kegiatan investasi pun naik dua digit. Setelah perusahaan menjual menaranya, perusahaan diproyeksi memiliki kas dari kegiatan investasi sebesar Rp21,66 triliun atau naik 40,44% dari semula Rp15,42 triliun.

Seperti diketahui, ISAT telah menetapkan PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebagai pemenang 2.100 menara. Lalu, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo yang merupakan anak usaha PT Sarana Menara Telekomunikasi Tbk. (TOWR) sebagai pemenang 1.000 menara. Dari transaksi tersebut, harga yang disepakati sebesar Rp6,3 triliun untuk total 3.100 menara.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…