Penyerapan Capex Rendah - PPRE Optimis Industri Konstruksi Tumbuh

NERACA

Jakarta – Banyaknya proyek PT PP Presisi Tbk (PPRE) yang tertunda menjadi sentimen negatif dalam memacu pertumbuhan di penghujung akhir tahun ini. Melihat hal tersebut, perseroan mengakui tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri konstruksi. Meskipun demikian, kata Direktur Utama PP Presisi Iswanto, perseroan masih berkeyakinan bahwa industri konstruksi akan tetap tumbuh sejalan dengan program pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur nasional.

Tengok saja, penyerapan belanja modal perseroan masih belum maksimal. Dimana rencana perseroan hanya bisa menyerap Rp 700 miliar atau 70% dari yang dianggarkan tahun ini sebesar Rp 1 triliun.”Adapun sampai dengan Oktober 2019, Presisi baru menyerap capex Rp 580 miliar,”kata Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso di Jakarta, kemarin.

Dirinya menjelaskan, sebagian besar belanja modal atau capex 2019 dialokasikan untuk belanja alat berat. Namun, belanja tersebut mengikuti kebutuhan dari jumlah proyek yang berjalan. Sedangkan saat ini banyak pelaksanaan proyek yang tertunda. Jadi, menurutnya tidak mungkin investasi alat berat tapi tidak ada proyeknya.

Disampaikannya, kalau serapan capex terlalu banyak tapi tidak diikuti proyek akan menjadi beban penyusutan di mana bisa jadi boomerang untuk perusahaan. Adapun di tahun depan Benny mengungkapkan PP Presisi masih memasang belanja modal sama dengan tahun ini, yakni sebesar Rp 1 triliun.

Benny bilang, PP Presisi masih punya kapasitas alat yang mencukupi. Dalam rangka memenuhi penyerapan capex tahun depan, Benny menjelaskan masih menggunakan rasio proyek eksternal sebanyak 70% dan 30% proyek internal. Belanja modal masih diperoleh dari pinjaman ke bank. Adapun di tahun depan, Benny memproyeksikan kontrak baru bisa tumbuh 20% sampai dengan 30% dibandingkan dengan target yang dipasang tahun ini yakni Rp 5,8 triliun.

Saat ini, PPRE tengah mengerjakan proyek pembangunan jalan angkut batubara milik PT Inti Pancar Dinamika sepanjang 60 kilometer. Proyek yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat ini diperkirakan membutuhkan investasi sekitar US$160 juta. Selain itu, perseroan juga dipercaya membangun jalan tol Trans Sumatera rute Indrapura Kisaran. Nilai kontrak diproyeksi mencapai Rp1,6 triliun dengan periode pekerjaan Juli 2019 hingga Juli 2021.

Di kuartal tiga 2019, perseroan membukukan pendapatan bersih senilai Rp2,22 triliun, naik 11,56% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,99 triliun. Harga pokok pendapatan terkerek 8,39% menjadi Rp1,68 triliun. Dari sini, perseroan membukukan laba kotor senilai Rp538,03 miliar atau lebih tinggi 22% secara tahunan dari Rp440,98 miliar.

Pendapatan sektor konstruksi masih menjadi penyumbang utama sebesar 87,4% dan sisanya sebesar 12,6% merupakan pendapatan dari sektor non konstruksi, yaitu sewa alat berat dan jasa pertambangan. Pendapatan sektor konstruksi meningkat 13,3% dari Rp1,7 triliun menjadi Rp1,9 triliun. Harga pokok pendapatan meningkat sebesar 8,4% year-on-year dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,7 triliun. Sebagian besar, atau 42,4% dari harga pokok pendapatan merupakan bahan/material konstruksi yang mengalami peningkatan 2,2% dari Rp698,2 miliar menjadi Rp713,6 miliar.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…