Marak Perusahaan Delisting - Investor Diminta Berhati-hati Berinvestasi

NERACA

Jakarta – Maraknya beberapa perusahaan yang didelisting dari pasar modal menjadi cambukan para investor untuk lebih berhati-hati dalam berinvestasi. Terlebih, belum lama ini PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mendelisting PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI) dan sebelumnya sudah ada yang didelisting yaitu PT Bara Jaya International Tbk (ATPK) dan PT Sekawan Intiparatama Tbk (SIAP). Kemudian berikutnya, BEI juga memberikan peringatakan kepada PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang berpotensi delisting.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengatakan, agar investor lebih berhati-hati dalam berinvestasi di pasar modal. "Ibarat kita mau investasi, kita kan harus tahu benar. Misalkan ingin membuka warung roti, kita harus lihat pembelinya banyak atau tidak, transaksinya banyak atau tidak," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dengan adanya emiten yang di-delisting, Inarno mengatakan tidak semua emiten yang terdaftar di bursa memiliki kualitas yang mumpuni. Inarno mengklaim, hal ini tidak hanya terjadi di bursa Indonesia. Bursa saham negara tetangga, Singapura, juga mengalami hal yang sama yakni maraknya emiten yang melakukan delisting."Di Singapura? Sama saja. Sekarang malah growth-nya negatif setelah lima tahun terakhir ini. Artinya apa, banyak emiten yang di-delisting," tuturnya.

Inarno melanjutkan, delisting yang terjadi pada emiten tidak serta merta menjadi kesalahan perusahaan tersebut. Ada kalanya, delisting yang menimpa suatu perusahaan terjadi akibat bidang usaha yang dijalaninya sedang lesu dan tidak lagi diminati.

Meski demikian, Inarno menegaskan akan menindak tegas perusahaan bersangkutan apabila di-delisting karena kesalahan pengelolaan manajemen. "Tetapi investor harus teredukasi juga. Bahwa memilih saham itu betul-betul harus dipelajari," ujar Inarno.

Sebelumnya Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan, pihaknya berencana untuk membuat daftar perusahaan yang berpotensi akan di-delisting. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui lebih awal mana saja perusahaan yang berpotensi untuk didepak dari keanggotaan bursa. Asal tahu saja, didelistingnya Sigmagold Inti Perkasa menjadi pil pahit bagi investor.

Tengok saja, rapat  umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk pada Selasa (19/11) kemarin ternyata tidak kuorum lagi. Ini berarti sudah dua kali RUPST tidak kuorum setelah pada 30 Oktober silam juga bernasib sama. Padahal, RUPST ini sangat krusial untuk mengetahui komitmen pemilik perusahaan dan nasib investor pemegang saham ritel mengingat emiten   tambang emas yang dulunya bernama PT Agis Tbk ini sudah didepak paksa oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) atau force delisting pada Senin 11 November 2019.

Sebagai perbandingan, pada RUPST 30 Oktober juga tidak kuorum karena hanya dihadiri oleh 459,43 juta saham atau 8,35% pemegang saham dari total 5,50 miliar saham mewakili hak suara, sehingga akan diagendakan RUPST berikutnya yakni Selasa. RUPST pada Selasa dijadwalkan pukul 14.00, tetapi manajemen yang diwakili komisaris baru tiba 14.15 WIB.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…