Pemerintah Serap Rp23 Triliun dari Lelang SUN

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pemerintah menyerap dana Rp23 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dengan total penawaran masuk Rp42 triliun. Keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (19/11), menyatakan lelang tersebut telah mendekati target maksimal yang ditetapkan Rp30 triliun.

Untuk seri SPN03200220, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,62 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 20 Februari 2020 ini mencapai Rp4,13 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 4,55 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 4,8 persen.

Untuk seri SPN12200814, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,95 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,66385 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 14 Agustus 2020 ini mencapai Rp5,77 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 4,63 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 4,84 persen.

Untuk seri FR0081, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp6,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,4657 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2025 ini mencapai Rp8,21 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 6,5 persen ini mencapai 6,42 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,12 persen.

Untuk seri FR0082, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,08102 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2030 ini mencapai Rp14,38 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,0 persen ini mencapai 7,05 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,41 persen.

Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,39502 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 ini mencapai Rp3,57 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,36 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,51 persen.

Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,95 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,53226 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2040 ini mencapai Rp4,59 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,5 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,7 persen.

Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,95 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,76873 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048 ini mencapai Rp1,32 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,375 persen ini mencapai 7,75 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,88 persen. Sebelumnya, dalam lelang tujuh seri SUN pada Selasa (5/11), pemerintah menyerap dana sebesar Rp24,25 triliun dari penawaran masuk mencapai Rp67,97 triliun.

 

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…