LPS Sebut Telah Likuidasi 101 Bank

 

 

 

NERACA

 

Purwokerto - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak tahun 2005 telah melikudiasi sebanyak tujuh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah, kata Kepala Divisi Kesekretariatan LPS Nur Budiantoro. "Sejak beroperasi pada tahun 2005 hingga bulan September 2019 LPS telah melikuidasi 101 bank di berbagai wilayah Indonesia yang terdiri atas satu bank umum dan 100 BPR. Dari 100 BPR itu, tujuh di antaranya berada di Jawa Tengah dan paling banyak di Jawa Barat karena mencapai 34 BPR," katanya di Purwokerto, seperti dikutip Antara, kemarin.

Terkait dengan nasib simpanan nasabah bank yang dilikuidasi, dia mengatakan LPS menjamin hingga Rp2 miliar rupiah per nasabah per bank. "Akan tetapi simpanan yang dijamin LPS harus memenuhi syarat 3T, yakni Tercatat pada pembukuan bank, Tingkat bunga simpanan tidak melebihi bunga penjaminan LPS, dan Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank. Ketentuan tingkat bunga ini tidak berlaku untuk untuk bank syariah," katanya.

Ia mengatakan tingkat bunga simpanan yang dijamin LPS periode 26 September 2019 hingga 24 Januari 2020, yakni sebesar 6,5 persen untuk simpanan dalam mata uang rupiah di bank umum, dua persen untuk simpanan dalam bentuk valuta asing di bank umum, dan sembilan persen untuk simpanan dalam bentuk mata uang rupiah di BPR. "Untuk simpanan nasabah yang memiliki kredit macet diberikan waktu 30 hari untuk melunasi kredit tersebut," katanya.

Lebih lanjut mengenai penanganan klaim sejak tahun 2005 hingga bulan September 2019, Budi mengatakan dari 101 bank yang dilikuidasi oleh LPS, total simpanan nasabah mencapai Rp1,911 triliun dari 254.824 rekening. Dari jumlah tersebut, kata dia, terdapat sebanyak Rp1,549 triliun (81 persen) dalam 237.788 rekening (93 persen) yang layak bayar dan Rp362,540 miliar (19 persen) dalam 17.033 rekening (7 persen) yang tidak layak bayar.

Menurut dia, simpanan yang tidak layak bayar itu disebabkan bunga simpanan melebihi suku bunga yang ditetapkan LPS dengan jumlah 2.628 rekening atau senilai Rp280,269 miliar (77,33 persen). Selain itu, tidak ada aliran dana masuk sebanyak 2.079 rekening atau senilai Rp35,021 miliar (9,7 persen) dan penyebab bank tidak sehat sebanyak 12.326 rekening atau senilai Rp47,250 miliar (13 persen).

Disamping itu, LPS juga mengimbau masyarakat untuk tidak tergiur dengan tawaran suku bunga bank yang tinggi. "Biasanya, ketika bank itu sudah bermasalah, kesulitan likuiditas, mereka butuh dana segar untuk operasional bank dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dengan iming-iming bunga yang lebih tinggi. Maka kami mengimbau kepada masyarakat, hati-hati pada bank yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi, jauh lebih tinggi dibanding pasar," katanya.


Dia meminta masyarakat untuk memerhatikan suku bunga bank yang ditetapkan LPS agar bisa mendapatkan penjaminan, yakni sebesar 9 persen untuk bank perkreditan rakyat (BPR) dan 6,5 persen untuk bank umum. "Kalau melebihi itu, tidak dijamin oleh LPS. Banyak juga kasus yang tidak memberikan suku bunga lebih tinggi, tapi dalam bentuk cashback. Jadi ketika kita menabung dapat bunga, misalnya 9 persen di BPR, tapi mereka memberikan uang tunai misalnya Rp1 juta sebagai bagian dari promosi bank," katanya.

Menurut dia, uang berupa cashback itu dianggap sebagai bunga sehingga ketika nasabah mendapatkan 9 persen ditambah Rp1 juta, ekuivalennya jika dihitung bisa mencapai 9,5 persen sehingga melebihi suku bunga yang ditetapkan LPS. "Banyak sekali praktik seperti itu," tegasnya. Ia mengatakan contoh terbaru terjadi di BPR Legian, Bali, yang memberikan suku bunga tinggi kepada nasabahnya.

 

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…