Cara Alami Bersihkan Paru-paru

Bagi mereka yang tinggal di kota besar, polusi udara bisa menjadi 'makanan' sehari-hari. Padahal, polusi bisa berdampak buruk bagi kesehatan, terutama pernapasan. Sebuah penelitian dalam jurnal JAMA menunjukkan, paparan polusi udara yang intens dalam jangka panjang memiliki dampak yang serupa dengan menghisap sebungkus rokok setiap hari selama bertahun-tahun. Penelitian itu melibatkan sekitar 7 ribu orang dewasa berusia 45-48 tahun selama 1 dekade di kota-kota metropolitan Amerika Serikat, seperti Chicago, Los Angeles, New York, dan Minnesota. Peneliti juga menggunakan CT scan untuk melihat efek paparan polutan terhadap tubuh partisipan. Hasilnya, polusi udara dikaitkan dengan berkembangnya emfisema atau kondisi yang menyebabkan sesak napas. Emfisema umumnya dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan polusi udara juga menyebabkan sekitar 4,2 juta kematian di dunia setiap tahunnya. Selain polusi dan asap rokok, dalam aktivitas sehari-hari, paru-paru juga bisa terpapar asap rokok, serbuk sari hingga bahan kimia. Walau paru-paru bisa membersihkan dirinya sendiri, namun paparan polutan yang rutin bisa meningkatkan risiko radang pada sel paru yang akhirnya memicu penyakit. Berikut sejumlah cara sederhana dan alami untuk bisa menjaga kebersihan dan kesehatan paru-paru, mengutip Medical News Today. 1. Terapi uap Terapi uap atau inhalasi uap merupakan cara alami yang sejak lama digunakan untuk melegakan saluran pernapasan. Biasanya, terapi ini dianjurkan untuk mengencerkan lendir yang menyumbat pernapasan atau melembapkan saluran napas saat mengalami batuk kering.Terapi uap dapat dilakukan sendiri di rumah. Caranya sediakan panci berukuran sedang yang berisi air panas. Lalu, dekatkan wajah ke uap yang mengepul seraya bernapas dalam. Agar uap lebih terasa, Anda bisa menutup bagian depan kepala menggunakan handuk. 2. Jangan buru-buru minum obat batuk Walau batuk kerap mengganggu, namun sejatinya batuk adalah cara tubuh untuk mengeluarkan polutan atau lendir yang mengotori saluran pernapasan. Jadi, bila batuk masih tergolong ringan dan tanpa demam, baiknya tak segera minum obat penekan batuk. Cobalah untuk mengontrol batuk dengan cara alami, yaitu banyak minum air hangat, termasuk mencoba terapi uap sebelum tidur malam. 3. Batuk buatan Berbeda dengan sakit batuk, kali ini Anda disarankan untuk melakukan batuk buatan demi mengeluarkan polutan yang masuk ke saluran napas. Lakukan cara ini usai berkegiatan di kawasan yang penuh dengan debu atau asap. Caranya, duduk di kursi dengan kondisi bahu yang santai dan kaki berada di lantai. Lipat tangan di atas perut seraya tarik napas perlahan melalui hidung. Lalu condongkan tubuh ke depan, dorong tangan ke perut dan lakukan 2-3 kali batuk seraya menghembuskan napas dari mulut. Istirahat sejenak dan lakukan teknik ini sebanyak 3 kali. 4. Nikmati seduhan teh hijau Teh hijau kaya akan kandungan antioksidan. Antioksidan sendiri berfungsi untuk mencegah peradangan akibat radikal bebas, termasuk peradangan paru-paru akibat paparan polusi. Sebuah studi yang melibatkan 1.000 orang dewasa di Korea melaporkan, orang yang minum 2 cangkir teh hijau tanpa gula setiap hari memiliki paru-paru yang berfungsi lebih baik ketimbang mereka yang tidak minum teh hijau. 5. Makanan antiinflamasi Peradangan pada saluran napas dapat menyebabkan napas menjadi berat dan sesak. Sejumlah makanan yang memiliki khasiat antiinflamasi dapat mengurangi peradangan dan gejalanya. Makanan antiinflamasi yang bisa dikonsumsi sehari-hari di antaranya kunyit, sayuran hijau, ceri, bluberi, minyak zaitun, kacang kenari, dan kacang polong. Di sisi lain, Sepasang peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat mengembangkan baterai dengan cara baru untuk menyingkirkan karbon dioksida dari udara. Mereka mengembangkan baterai yang bisa membersihkan polusi udara. Penelitian ini dibuat sebagai solusi untuk masalah pencemaran udara yang makin mengkhawatirkan. Penggunaan bahan bakar fosil yang meningkatkan konsentrasi karbon dioksida di udara menjadi salah satu penyebab perubahan iklim. Hal ini terungkap lewat penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal Energy and Environmental Science. Penelitian ini dilakukan oleh lulusan MIT Sahag Voskian dan T. Alan Hatton, profesor dari Teknik Kiia The Ralph Landau. Voskian melakukan penelitian ini untuk mendapat gelar PhD. Mengutip Forbes, Mereka mengembangkan baterai besar yang bisa menyerap karbon dioksida di udara. Cara kerja baterai ini adalah dengan menyerap polutan pada udara saat proses pengisian baterai (charging). Pembersihan dilakukan saat udara melewati kandungan elektroda dalam baterai saat pengisian. Dalam proses ini polutan akan diserap dalam baterai. Sehingga, baterai akan mengeluarkan udara bersih. Ketika baterai melakukan proses pengurangan daya (discharging), baterai sekaligus melepaskan polutan-polutan yang sudah diserap. Pelat elektrokimia pada baterai ini menggunakan senyawa polyanthraquinone. Untuk pelapis permukaan digunakan karbon nanotube. Campuran ini membuat baterai ini berbeda dari teknologi baterai penyerap polusi pada generasi sebelumnya. Sehingga, baterai bisa digunakan untuk membersihkan karbondioksida meski dalam paparan yang kecil, seperti karbondioksida di atmosfer.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…