Penjualan Sunson Textile Tumbuh 4,9%

NERACA

Jakarta – Di kuartal tiga 2019, PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) membukukan penjualan sebesar Rp 317,98 miliar atau naik 4,9% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 303,14 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan di Jakarta, kemarin.

Kendatipun berhasil membukukan pertumbuhan penjualan, namun laba bersih tahun berjalan terkoreksi 87,1% menjadi Rp 1,94 miliar dari Rp 15,06 miliar. Adapun laba kotor perseroan sebetulnya meningkat 26,3% menjadi Rp 33,14 miliar dari Rp 26,23 miliar. Kemudian laba usaha melonjak 374% menjadi Rp 15,5 miliar dari Rp 3,27 miliar. Namun, laba sebelum taksiran pajak penghasilan turun 88,5% menjadi Rp 3,62 miliar dari Rp 31,61 miliar.

Perseroan juga mencatat beban lain-lain sebesar Rp 15,6 miliar, sedangkan beban lain-lain bersih menjadi Rp 11,8 miliar. Sementara itu, nilai aset perseroan hingga 30 September 2019 mencapai Rp 512,7 miliar, turun 8,7% dibandingkan per 31 Desember 2018 yang sebesar Rp 562,1 miliar. Sebagai informasi, Sunson Textile Manufacturer adalah perusahaan tekstil terpadu berbasis di Bandung yang didirikan pada 1972. Bidang usaha perseroan meliputi industri pemintalan, pertenunan dan texturizing, dengan fokus utama pada pemintalan. Produk yang dihasilkan perseroan, antara lain benang dan kain tenun dari bahan 100% katun, TC, CVC, TR dan PE, serta benang polyester DTY.

 Selain memasarkan produknya di pasar domestik, perseroan juga melakukan ekspor ke negara-negara di Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika. Perseroan di semester pertama 2019 mencatatkan kinerja negatif. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp202,34 miliar, turun 10,03% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp224,9 miliar. 

Penjualan berasal dari penjualan ekspor Rp50,33 miliar dan penjualan domestik senilai Rp152 miliar. Berdasarkan jenis produk, penjualan perseroan banyak disumbangkan oleh produk pemintalan dengan besaran Rp181,32 miliar, diikuti produk pertenunan Rp2,32 miliar, dan produk lainnya Rp18,69 miliar. Beban pokok penjualan juga turun 15,02 persen menjadi Rp178,16 miliar, tapi beban penjualan tercatat naik menjadi Rp5,51 miliar. 

Dari raihan tersebut, perseroan mengantongi laba bersih tahun berjalan sebesar Rp1,96 miliar pada semester I/2019, anjlok 84,6% dari capaian periode yang sama tahun lalu yang menyentuh Rp12,71 miliar. Di sisi lain, aset perseroan turun dari posisi 31 Desember 2018 yang senilai Rp562,17 miliar menjadi Rp537,5 miliar. Sementara itu, liabilitas dan ekuitas masing-masing berjumlah Rp320,29 miliar dan Rp217,2 miliar. 

Tercatat indeks sektor aneka industri membukukan kinerja imbal hasil terburuk sepanjang 9 bulan pertama tahun ini dengan melemah 16,05%, di mana saham-saham industri tekstil dan garmen berkontribusi signifikan atas penurunan tersebut. Dari 19 saham emiten tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2 Januari hingga 30 September 2019, terdapat 9 saham yang menorehkan imbal hasil negatif. Bahkan ada yang anjlok hingga lebih dari 50%.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…